Denpasar (Antara Bali) - Perum Bulog Divisi Regional Bali telah membeli 752 ton beras langsung dari petani di Pulau Dewata dari target jumlah 2.000 ton beras hingga akhir Mei 2015.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali Wayan Budhita di Denpasar, Sabtu, menjelaskan bahwa penyerapan beras yang masih jauh dari target itu disebabkan harga jual di luar Bulog masih lebih tinggi dibandingkan harga pembelian dari pemerintah.
"Kami berusaha seoptimal mungkin untuk membeli beras dari petani tetapi harga yang ditawarkan pihak lain masih jauh lebih tinggi," katanya.
Harga pembelian yang ditawarkan oleh badan logistik itu per satu kilogram beras Rp7.300. Sedangkan harga yang di tawarkan pihak lain ditawar dengan harga lebih tinggi yakni berkisar Rp7.500-7.800 per kilogram.
"Sehingga petani lebih tertarik menjual berasnya di luar Bulog karena harga yang ditawarkan lebih menjanjikan," ucap pria asal Busungbiu, Buleleng itu.
Meski demikian, total pembelian oleh Bulog tersebut melonjak signifikan mengingat harga baru yang ditetapkan pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 5/2015 baru dikeluarkan pada pertengahan Maret 2015 atau baru sekitar dua bulan sudah mencapai 752 ton.
Sebelumnya berdasarkan Inpres Nomor 3 tahun 2012, harga pembelian pemerintah mencapai Rp6.600 per kilogram beras.
Bulog, lanjuta dia, menargetkan pembelian beras oleh instansi pemerintah itu mencapai 5.000 ton hingga akhir tahun nanti.
Selain pembelian beras oleh pemerintah yang meningkat, harga pembelian gabah kering panen mencapai Rp3.700 per kilogram di tingkat petani dan di tingkat penggilingan Rp3.750 per kilogram.
"Sedangkan untuk gabah kering giling di tingkat penggilingan mencapai Rp4.600 per kilogram," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali Wayan Budhita di Denpasar, Sabtu, menjelaskan bahwa penyerapan beras yang masih jauh dari target itu disebabkan harga jual di luar Bulog masih lebih tinggi dibandingkan harga pembelian dari pemerintah.
"Kami berusaha seoptimal mungkin untuk membeli beras dari petani tetapi harga yang ditawarkan pihak lain masih jauh lebih tinggi," katanya.
Harga pembelian yang ditawarkan oleh badan logistik itu per satu kilogram beras Rp7.300. Sedangkan harga yang di tawarkan pihak lain ditawar dengan harga lebih tinggi yakni berkisar Rp7.500-7.800 per kilogram.
"Sehingga petani lebih tertarik menjual berasnya di luar Bulog karena harga yang ditawarkan lebih menjanjikan," ucap pria asal Busungbiu, Buleleng itu.
Meski demikian, total pembelian oleh Bulog tersebut melonjak signifikan mengingat harga baru yang ditetapkan pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 5/2015 baru dikeluarkan pada pertengahan Maret 2015 atau baru sekitar dua bulan sudah mencapai 752 ton.
Sebelumnya berdasarkan Inpres Nomor 3 tahun 2012, harga pembelian pemerintah mencapai Rp6.600 per kilogram beras.
Bulog, lanjuta dia, menargetkan pembelian beras oleh instansi pemerintah itu mencapai 5.000 ton hingga akhir tahun nanti.
Selain pembelian beras oleh pemerintah yang meningkat, harga pembelian gabah kering panen mencapai Rp3.700 per kilogram di tingkat petani dan di tingkat penggilingan Rp3.750 per kilogram.
"Sedangkan untuk gabah kering giling di tingkat penggilingan mencapai Rp4.600 per kilogram," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015