Jakarta (Antara Bali) - Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri merekomendasikan untuk menghentikan impor bahan bakar minyak jenis Ron88 (Premium) dan gasoil (solar) dengan kandungan sulfur 0,35 persen.

"BBM itu (Ron88) sudah tidak dipakai di negara lain, selain itu solar kita kandungan sulfurnya juga masih tinggi. Padahal di ASEAN ini standarnya 0,25 persen," kata Faisal ketika ditemui di Gedung DPR-RI di Jakarta, Rabu.

Ia mengimbau, kedua bahan bakar tersebut agar diganti dengan impor mobgas92 dan gasoil 0,25 persen sulfur, sera produksi minyak solar dalam negeri juga perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga setara dengan gasoil 0,25 tersebut.

Selanjutnya, ia juga meminta pemerintah mengalihkan kilang domestik dari bensin Ron88 menjadi bensin Ron92 karena diduga menjadi sarang mafia migas.

Rekomendasi lainnya ialah menata ulang seluruh proses dan kewenangan penjualan dan pengadaan minyak mentah, dan memberikan kewenangan kepada Integrated Supplay Chain (ISC) Pertamina untuk melakukan tender.

"Pastikan proses pengadaan secara transparan, jangan sampai ISC juga bertindak seperti PES (pertamina energy services)," kata Faisal.

Terkait dengan ISC ia juga menyarankan agar memperkokoh manajemen dan mengganti personalia manajemen lama untuk memutus mata rantai mafia migas.

"Karena kami tengarai ada unsur sistematik pada tingkat manajemen bawah di ISC dan PES, mulai dari level manajernya," ujar Faisal menjelaskan. (WDY)

Pewarta: Oleh Roy Rosa Bachtiar

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015