Denpasar (Antara Bali) - Pakar industri kreatif, Yoris Sebastian menyatakan bahwa Provinsi Bali memiliki peluang besar merebut pasar "meeting, incentive, conference and exhibition" (MICE) untuk kawasan regional Asia Tenggara menjelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Bali harus memanfaatkan peluang MEA. Perputaran uang akan semakin tinggi, Bali akan banyak dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan MICE," katanya ditemui usai sebagai motivator dalam Temu Responden Survei BI yang digelar Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.
Ia menilai infrastruktur yang mendukung industri MICE di Pulau Dewata sudah siap dalam merebut pasar industri tersebut khususnya di regional ASEAN.
Pengusaha muda itu mengharapkan kreatifitas harus ditonjolkan termasuk orijinalitas budaya tradisional Pulau Dewata yang khas perlu dipertahankan agar tidak kalah dalam gempuran arus pasar bebas.
"Bali lebih bagus kalau fokus ke hal-hal tradisional tetapi tetap tahu tren dunia dan warna yang tengah menjadi tren, tidak membuat produk yang monoton karena peluang paling besar ada di Bali," tegas pendiri jasa konsultan kreatif itu.
Menurut dia, masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Dewata harus ditanamkan optimisme persaingan dengan sumber daya manusia di kawasan ASEAN dengan mengedepankan peluang tanpa mengesampingkan tantangan.
Mengingat, Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai hampir 240 juta jiwa memiliki pangsa pasar sekitar 40 persen, angka yang paling besar di antara 10 negara ASEAN lain, sehingga hal tersebut mendukung potensi industri MICE.
Dalam seminar sehari menyangkut penguatan ekonomi menjelang MEA 2015 itu, Bank Indonesia Provinsi Bali mengundang pengusaha kreatif tersebut untuk memberikan motivasi kepada para pengusaha khususnya UMKM di Pulau Dewata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati menjelaskan bahwa selain mengatur kebijakan moneter, bank sentral tersebut juga memberikan bentuk motivasi dengan mendatangkan langsung pengusaha muda kreatif itu yang sukses meraih sejumlah penghargaan internasional.
"Yang terpenting adalah bantuan teknis. Salah satunya dengan motivasi Yoris Sebastian yang tidak didapat di buku melainkan dari pengalaman yang telaten untuk memberikan motivasi untuk pengusaha khususnya menjelang MEA," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Bali harus memanfaatkan peluang MEA. Perputaran uang akan semakin tinggi, Bali akan banyak dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan MICE," katanya ditemui usai sebagai motivator dalam Temu Responden Survei BI yang digelar Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.
Ia menilai infrastruktur yang mendukung industri MICE di Pulau Dewata sudah siap dalam merebut pasar industri tersebut khususnya di regional ASEAN.
Pengusaha muda itu mengharapkan kreatifitas harus ditonjolkan termasuk orijinalitas budaya tradisional Pulau Dewata yang khas perlu dipertahankan agar tidak kalah dalam gempuran arus pasar bebas.
"Bali lebih bagus kalau fokus ke hal-hal tradisional tetapi tetap tahu tren dunia dan warna yang tengah menjadi tren, tidak membuat produk yang monoton karena peluang paling besar ada di Bali," tegas pendiri jasa konsultan kreatif itu.
Menurut dia, masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Dewata harus ditanamkan optimisme persaingan dengan sumber daya manusia di kawasan ASEAN dengan mengedepankan peluang tanpa mengesampingkan tantangan.
Mengingat, Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai hampir 240 juta jiwa memiliki pangsa pasar sekitar 40 persen, angka yang paling besar di antara 10 negara ASEAN lain, sehingga hal tersebut mendukung potensi industri MICE.
Dalam seminar sehari menyangkut penguatan ekonomi menjelang MEA 2015 itu, Bank Indonesia Provinsi Bali mengundang pengusaha kreatif tersebut untuk memberikan motivasi kepada para pengusaha khususnya UMKM di Pulau Dewata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati menjelaskan bahwa selain mengatur kebijakan moneter, bank sentral tersebut juga memberikan bentuk motivasi dengan mendatangkan langsung pengusaha muda kreatif itu yang sukses meraih sejumlah penghargaan internasional.
"Yang terpenting adalah bantuan teknis. Salah satunya dengan motivasi Yoris Sebastian yang tidak didapat di buku melainkan dari pengalaman yang telaten untuk memberikan motivasi untuk pengusaha khususnya menjelang MEA," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015