Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar diskusi seni rupa serangkaian pameran bersama 20 seniman yang terhimpun dalam Komunitas Lempuyang, Karangasem.
"Diskusi tersebut akan digelar Jumat (15/5) dan pameran bersama berlangsung selama seminggu, 10-17 Mei 2015," kata Penanggungjawab pameran BBB, Putu Aryastawa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, selain itu juga menggelar workshop membuat ragam hias Bekayu serangkaian pameran yang mengusung tema "Kayun Ati" (Heart Spirit).
Para perupa Komunitas Lempuyang secara bersama-sama memandu workshop membuat ragam hias Bekayu, yakni jenis jajanan khas yang dipergunakan untuk keperluan ritual adat atau disebut "jaje giling".
Selain membuat bermacam jajanan bekayu untuk sarad, jerimpen, tebog dan sumbu sekaligus dieksplorasikan pula aneka kreasi motif bekayu yang berangkat dari motif-motif tradisional.
Putu Aryastawa menjelaskan, diskusi seni rupa menampilkan pembicara Ida Wayan Oka Granoka, I Made Budhiana dan I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn., serta para seniman Komunitas Lempuyang untuk memperbincangkan perihal keberadaan Komunitas Lempuyang yang telah berdiri sejak tahun 1989.
Selain itu membahas aneka kemungkinan dan potensi kreatif kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali dalam bidang seni rupa dan seni lainnya.
Karangasem atau Amlapura seperti kabupaten lainnya di Bali menghadapi aneka perubahan. Sejalan dengan sejarah panjangnya, setiap wilayah sosial kultural tersebut mengalami sekian transformasi dan akulturasi.
Hal itu dapat dilacak dari jejaknya pada aneka bidang kesenian, yakni seni pertunjukkan, seni rupa, maupun seni sastra.
Karangasem dikenal memiliki aneka karya-karya seni tradisi yang khas dan langka, sebagai contoh Gong Beruk di Desa Bangle, Kecamatan Abang, Reong Bambu di Desa Telun, Kecamatan Sidemen, termasuk Cakepung.
Demikian juga dalam bidang seni sastra modern, layak dicatat pula nama Nyoman Tusthi Eddy, Cok Sawitri, IBW Keninten, IDK Raka Kusuma, Komang Berata dan Wayan Arthawa.
Tidak boleh dilupakan, Ni Tanjung, perupa Art Brut yang mendapat apresiasi luas, memperoleh Anugerah Bentara Budaya bersama sembilan seniman sepuh terpilih lainnya dari seluruh Indonesia, serta karyanya sempat dipamerkan di Museum Art Brut, Swis. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Diskusi tersebut akan digelar Jumat (15/5) dan pameran bersama berlangsung selama seminggu, 10-17 Mei 2015," kata Penanggungjawab pameran BBB, Putu Aryastawa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, selain itu juga menggelar workshop membuat ragam hias Bekayu serangkaian pameran yang mengusung tema "Kayun Ati" (Heart Spirit).
Para perupa Komunitas Lempuyang secara bersama-sama memandu workshop membuat ragam hias Bekayu, yakni jenis jajanan khas yang dipergunakan untuk keperluan ritual adat atau disebut "jaje giling".
Selain membuat bermacam jajanan bekayu untuk sarad, jerimpen, tebog dan sumbu sekaligus dieksplorasikan pula aneka kreasi motif bekayu yang berangkat dari motif-motif tradisional.
Putu Aryastawa menjelaskan, diskusi seni rupa menampilkan pembicara Ida Wayan Oka Granoka, I Made Budhiana dan I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn., serta para seniman Komunitas Lempuyang untuk memperbincangkan perihal keberadaan Komunitas Lempuyang yang telah berdiri sejak tahun 1989.
Selain itu membahas aneka kemungkinan dan potensi kreatif kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali dalam bidang seni rupa dan seni lainnya.
Karangasem atau Amlapura seperti kabupaten lainnya di Bali menghadapi aneka perubahan. Sejalan dengan sejarah panjangnya, setiap wilayah sosial kultural tersebut mengalami sekian transformasi dan akulturasi.
Hal itu dapat dilacak dari jejaknya pada aneka bidang kesenian, yakni seni pertunjukkan, seni rupa, maupun seni sastra.
Karangasem dikenal memiliki aneka karya-karya seni tradisi yang khas dan langka, sebagai contoh Gong Beruk di Desa Bangle, Kecamatan Abang, Reong Bambu di Desa Telun, Kecamatan Sidemen, termasuk Cakepung.
Demikian juga dalam bidang seni sastra modern, layak dicatat pula nama Nyoman Tusthi Eddy, Cok Sawitri, IBW Keninten, IDK Raka Kusuma, Komang Berata dan Wayan Arthawa.
Tidak boleh dilupakan, Ni Tanjung, perupa Art Brut yang mendapat apresiasi luas, memperoleh Anugerah Bentara Budaya bersama sembilan seniman sepuh terpilih lainnya dari seluruh Indonesia, serta karyanya sempat dipamerkan di Museum Art Brut, Swis. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015