Pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan di Bali dinilai paling siap menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mengingat kedua sektor itu cukup eksis, bahkan lebih unggul dibandingkan negara lainnya.

Dalam pengembangan pariwisata didukung sumber daya manusia yang andal, akomodasi hotel berbintang serta keindahan panorama alam dan keunikan seni budaya yang lestari menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat.

"Keunikan dan keragaman seni budaya yang diwarisi masyarakat Bali secara turun temurun menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau Dewata," tutur Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPD Apindo) Provinsi Bali Drs Panudiana Kuhn, MM.

Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 3,76 juta orang selama 2014, meningkat 14,89 persen dibanding tahun sebelumnya tercatat 3,27 juta orang.

Untuk tiga bulan dalam periode Januari-Maret 2015 tercatat 946.011 orang, meningkat 13,75 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 831.625 orang.

Kondisi demikian menunjukkan sektor pariwisata Pulau Dewata tetap eksis dalam menghadapi MEA yang akan berlaku beberapa bulan lagi.

Selain itu, Bali sudah mengirim sumber daya manusia yang andal dalam bidang pariwisata, khususnya tenaga kapal pesiar ke Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya di belahan dunia.

Hal itu menunjukkan SDM bidang pariwisata dari Bali sudah mampu bersaing di pasaran global, namun lembaga pendidikan bidang pariwisata setempat masih tetap dituntut mampu meningkatkan mutu lulusannya.

Demikian pula dalam bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi di Bali kini banyak menerima mahasiswa dari mancanegara.

Mereka melanjutkan studi di Pulau Dewata umumnya di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang mahasiswanya kini berasal dari berbagai negara di belahan dunia, disamping bidang studi lainnya.

Hal lain yang tidak kalah menariknya mahasiswa asing yang datang dari berbagai negara melanjutkan studi di Bali untuk mempelajari dan mendalami seni budaya, khususnya tabuh dan tari Bali.

Jurusan internasional
Hal senada diungkapkan Ketua Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer (Stikom) Bali Dr Dadang Hermawan bahwa pihaknya dan para alumnus yang berhasil dicetak siap bersaing menghadapi MEA.

Kesiapan itu dengan membuka program jurusan internasional, di mana proses belajar mengajar menggunakan bahasa Inggris, diasuh oleh dosen-dosen berstandar internasional dan tiga jurusan lainnya yang totalnya mendidik 6.200 mahasiswa.

Khusus untuk jurusan program internasional kini mendidik 150 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sekolah dirintis tahun 2002 atau 13 tahun silam mencetak para alumnus untuk menguasai sistem informasi (S-1), teknologi komputer (S-1), manajemen informatika (D3) serta kelas internasional.

Sekolah yang memiliki dua kampus yakni di Kota Denpasar dan Jimbaran, Kabupaten Badung, dengan berbagai persiapan dan antisipasi itu optimis mampu menghadapi persaingan di eraglobal.

Upaya dan terobosan yang dilakukan itu diharapkan mampu memberikan andil dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di kancah internasional.

"SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan tingkat dunia itu ibarat benang kusut yang harus diurai dalam persaingan SDM, yakni lemahnya kemampuan berbahasa internasional, khususnya bahasa Inggris," ujar Dadang Hermawan yang terpilih menjadi pengurus inti Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Teknik Komputer (Aptikom) tingkat nasional.

Kemampuan menggunakan bahasa Inggris sangat penting dalam merebut peluang kerja, sekaligus memudahkan mentransfer ilmu pengetahuan dan bersaing di eraglobal. Oleh sebab itu kemampuan bahasa Inggris perlu dikuasai oleh setiap pencari kerja.

Untuk itu, Stikom Bali mensyaratkan setiap mahasiswanya sebelum dinyatakan lulus harus mempunyai kemampuan berbahasa Inggris setingkat toefel.

Para pendiri dan pengelola Stikom Bali berkomitmen menjadikan kampus yang mahasiswanya terbanyak kedua di antara perguruan tinggi swasta yang ada di Pulau Dewata untuk menjadikan sebagai perguruan tinggi unggulan tingkat dunia, menghasilkan lulusan profesional menguasai ilmu pengetahuan dan iptek (ICT).

Selain itu para lulusan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai sehingga mampu memenangkan persaingan tingkat internasional, harap Dadang Hermawan.

Kerja Sama Mancanegara

Stikom Bali yang mencatat prestasi di tingkat lokal Bali, nasional dan internasional itu terus meningkatkan jalinan kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi serupa di mancanegara, dengan harapan mampu meningkatkan mutu lulusan.

Kerja sama antar-perguruan tinggi lintas negara selama ini telah terjalin dengan Singapura, Thailand, Malaysia dan Chester University Inggris serta sedang menjajaki kerja sama dengan Kyushu University Fukuoka Jepang dan sejumlah perguruan tinggi lainnya di luar negeri.

Kerja sama dengan perguruan tinggi lintas negara itu meliputi pertukaran tenaga dosen dan pertukaran mahasiswa. Stikom dalam kerja sama lintas negara itu menekankan, kesiapannya menerima mahasiswa asing untuk belajar dalam beberapa semester di Pulau Dewata.

Hal itu penting karena mahasiswa asing yang belajar di Bali selain menyangkut informatika dan teknik komputer, juga dapat mempelajari seni dan budaya Bali.

Untuk itu Stikom Bali memiliki seperangkat gamelan, selama ini mahasiswanya juga mendalami tabuh dan tari Bali. Mahasiswa Stikom Bali beberapa kali ikut ambil bagian dalam memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata.

Stikom Bali lewat kerja sama lintas negara itu diharapkan mampu menampung 500 mahasiswa asing untuk belajar di Bali dalam kurun waktu tertentu, satu sampai dua semester setiap tahunnya.

Hal itu didasarkan atas pertimbangan mahasiswa di Eropa saja yang belajar ke luar negeri setiap tahunnya mencapai dua juta orang, karena belajar ke luar negeri merupakan persyaratan dalam meraih gelar S-1.

Untuk itu, Stikom Bali telah mempersiapkan diri untuk menjadi mitra kerja perguruan tinggi sejumlah negara di belahan dunia, terutama di negara Eropa, ujar Dadang Hermawan.

Asisten II Pemprov Bali Drs. I Ketut Wija, MM memberikan apresiasi terhadap Stikom dalam mencerdaskan generasi muda Indonesia. Stikom Bali selama sangat membantu mencerdaskan generasi muda menguasasi ilmu pengetahuan dan teknologiinformasi dan komunikasi (TIK).

Pemprov Bali menyambut baik langkah Stikom Bali membangun kampus internasional di Jimbaran. Ini bukti kesiapan Stikom Bali memasuki era pasar bebas MEA. Jika tidak segera buka kelas internasional, maka universitas asing akan membukan kelas internasional di Bali.

Untuk itu perlu memperbanyak kerja sama dengan perguruan tinggi mancanegara, dengan harapan mampu memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak, harap Drs. I Ketut Wija. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015