Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi senilai 23,20 juta dolar AS selama dua bulan periode Januari-Februari 2015, menurun 73,21 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang tercatat 86,65 juta dolar AS.

"Khusus pada bulan Februari 2015 tercatat 9,09 juta dolar AS, berkurang 88,50 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 79,09 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, jika impor bulan Februari 2015 yang tercatat 9,09 juta dolar itu dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Januari 2015) juga menurun sebesar 35,59 persen, karena saat itu hanya mendatangkan matadagangan senilai 14,11 juta dolar AS.

Bali mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah lebih lanjut menjadi barang dan aneka jenis cindera mata yang siap diekspor kembali ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar.

Panasunan Siregar menambahkan, impor alat produksi itu dinilai jauh lebih baik dibandingkan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghamburkan devisa.

Impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi (peralatan listrik) dan alat produksi lainnya akan memberikan dampak positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan perolehan devisa yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Komponen impor itu antara lain mesin-mesin (mekanik) untuk proses produksi sebesar 21,62 persen, menyusul peralatan listrik 14,78 persen serta produk perhiasan (permata) 14,65 persen.

Selain itu juga produk kapal terbang dan sebagainya 7,74 persen serta produk garam, belerang dan kapur 6,69 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, aneka jenis produk luar negeri itu didatangkan dari Tiongkok sebesar 27,20 persen, menyusul Singapura 15,08 persen, Amerika Serikat 9,64 persen, Malaysia 8,05 persen dan Australia 7,32 persen.

Nilai impor tersebut masih jauh di bawah perolehan ekspor Bali pada periode yang sama mencapai 79,01 juta dolar AS, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015