Denpasar (Antara Bali)- Dana masyarakat yang dihimpun perbankan pemerintah maupun swasta nasional di Bali berkurang 1,01 persen dari sebesar Rp73,80 triliun November 2014 menjadi hanya Rp73,10triliun pada Desember 2014.

"Sementara pertumbuhan secara tahunan juga mengalami perlambatan menjadi hanya 9,93 persen (yoy) pada bulan Desember 2014, pada hal sebelumnya 12,22 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III, Bali dan Nusa Tenggara, Dewi Setyowati di Denpasar Kamis.

Dalam laporan statistik ekonomi keuangan daerah Provinsi Bali disebutkan bahwa, masyarakat Bali lebih senang menaruh dananya di perbankan dalam bentuk deposito (tabungan berjangka) karena suku bunga tinggi yakni rata-rata 7,90 persen selama 2014 lebih tinggi dari sebelumnya hanya 7,70 persen.

Tinggi suku bunga tersebut pada perbankan di Bali menyebabkan dana masyarakat yang terhimpun dalam bentuk deposito mencapai Rp27,13triliun, atau sebesar 37,11 persen Desember 2014, terbanyak kedua setelah tabungan.
Sementara dana tabungan masyarakat tertinggi karena mudah ditarik sewaktu-waktu itu sebesar Rp 34,28 triliun atau 46,90 persen, sedangkan dalam bentuk giro hanya Rp11,69 triliun (15,99 persen) hingga akhir Desember 2014.

Besarnya pertumbuhan deposito tersebut berpengaruh terhadap dana masyarakat yang dihimpun perbankan di Bali bertambah banyak baik berupa rupiah maupun valuta asing. Hal itu menunjukkan minat masyarakat terhadap program deposito masih tinggi, kata dia dalam laporan itu.

Sementara kredit perbankan yang disalurkan dalam rangka memperlancar pertumbuhan ekonomi daerah pariwisata Bali berdasarkan lokasi proyek di daerah ini hingga Desember 2014 mencapai Rp78,35 triliun, dalam pertumbuhan tahunan mencapai 20,24 persen (yoy). Ditinjau dari sisi penggunaan dana perbankan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan produksi berupa pinjaman modal kerja sebesar Rp28,82 triliun (37persen), pinjaman investasi sebesar Rp22,03 triliun (28 persen) dan pinjaman konsumsi tercatat Rp 27,50 triliun (35 persen).

Dari besaran pinjaman perbankan yang disalurkan sebesar itu sebagian besar atau sekitar 40,16 persen dinikmati oleh pengusaha yang bergerak di kota Denpasar, menyusul pengusaha di Badung 26,9 persen dan sisanya tersebar di tujuh kabupaten yang tersebar di Pulau Dewata. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015