Semarapura (Antara Bali) - Sejumlah nelayan di Pantai Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali mulai melakukan aktivitas melaut, karena didukung cuaca yang mulai membaik dengan hasil tangkapan yang lumayan.

"Hasil melaut lumayan bagus, kemarin mendapat ikan sekitar 80 ekor," kata nelayan setempat Nyoman Rinda yang dibenarkan oleh rekannya Wayan Mundri, Jumat.

Ia mengatakan, cuaca baik disertai dengan hasil tangkapan melaut yang lumayan terjadi selama dua hari belakangan ini dan mudah-mudahan berlanjut pada hari ke depan.

Padahal minggu sebelummnya hasil tangkapan sangat minim bahkan tidak jarang nelayan pulang tanpa membawa ikan.

"Sekarang hasil tangkapan berupa ikan jenis tongkol lumayan banyak," ujarnya seraya menjelaskan, harga tongkol per ekornya antara Rp15 ribu sampai 20 ribu.

Rinda mengaku, dalam kegiatan melaut sedikit menghadapi kendala, karena jaring nelayan kadangkala diganggu ikan kakis (hiu) dan ikan lumba-lumba.

Hal itu mengakibatkan tidak jarang jaring atau jala nelayan robek akibat terjangan kedua jenis ikan tersebut. Sementara untuk manangkap kakia dan lumba-umba nelayan tidak berani karena ada larangan menangkap kedua jenis ikan tersebut.

Jenis ikan kakia dan lumba-lumba sering muncul di perairan bagian barat Kepulauan Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali, namun secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung.

Sedangkan satu set jaring nelayan sekitar Rp 600 ribu. Untuk sekali melaut nelayan menggunakan empat jaring yang dipasang berdempetan.

Sekalipun tangkapan nelayan Kusamba membaik, namun tempat pemindangan ikan (TPI) Kusamba mengaku tetap mendatangkan ikan dari Jawa.

"Untuk pasokan ke TPI belum bisa dipenuhi oleh nelayan Kusamba saja," ujar Mendra. Karena itu TPI tetap mendatangkan ikan segar untuk bahan baku pindang dari nelayan Karangasem seperti Jasri dan Seraya serta nelayan dari Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.

TPI Kusamba memiliki kapasitas tujuh ton per hari, namun selama ini tidak pernah bisa mengelola sebanyak itu, maksimal lima ton untuk pindag, ikan yang diawetkan. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015