Denpasar (Antara Bali) - Ratusan ogoh-ogoh, boneka ukuran besar hasil kreativitas anak-anak muda di Kota Denpasar, Bali diarak secara massal dalam rangka memeriahkan hari "Pengrupukan", di Denpasar Jumat malam.

Pawai Ogoh-ogoh berwujud raksasa tersebut diiringi musik gambelan, yang turut menjadi perhatian masyarakat Kota Denpasar yang melintasi Jalan Mahendradatta hingga Teuku Umar menuju Lapangan Puputan Badung.

Kegiatan pawai ogoh-ogoh tersebut berjalan secara tertib dan aman sehingga menjadi daya tarik masyarakat Kota Denpasar beserta wisatawan asing yang datang ke Pulau Dewata.

Dalam pawai ogoh-ogoh yang dimulai Pukul 18.00 Wita itu, juga mengakibatkan kemacetan di sepanjang Jalan Mahendradatta, Jalan Teuku Umar, hingga menuju Lapangan Puputan Badung, Denpasar.

Namun, kemacetan tersebut tidak berlangsung lama karena dapat diantisipasi oleh petugas kepolisian bersama "Pecalang" atau aparat pengaman desa adat yang mengawal jalannya pawai ogoh-ogoh itu.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan edaran tentang tata cara pelaksanaan Hari Suci Nyepi, termasuk arak-arakan ogoh-ogoh.

"Anak-anak muda sejak dini telah diarahkan untuk membuat penampilan sopan dan mencerminkan nilai estetika," ujarnya.

Sudiana mengharapkan, pawai ogoh-ogoh agar dilaksanakan dengan khidmat, tertib dan aman sesuai nilai kesucian keagamaan dan kegiatan itu dipimpin oleh Bendesa Adat, perbekel dan tokoh masyarakat setempat.

"Pengarakan ogoh-ogoh tersebut bertujuan untuk menetralisir semua kekuatan dan pengaruh negatif `Bhuta kala` atau makluk yang tidak kelihatan," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015