Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali, merencanakan untuk memacu pembangunan bidang pertanian mulai tahun 2016 guna mempertahankan daerah itu sebagai "lumbung beras" sekaligus menjadikannya sektor andalan.

"Upaya itu dilakukan dengan memprioritaskan sektor hulu dengan harapan tetap sebagai `lumbung beras` di masa mendatang," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Tabanan, Rabu.

Ia mengatakan, fokus arah pembangunan lebih diintensifkan, salah satu di antaranya dengan membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang nantinya diharapkan mampu membantu petani dalam memasarkan hasil produksi pertanian.

Pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2015, ia mengharapkan upaya memacu sektor hulu untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan berbasis desa dapat direalisasikan dengan baik.

Pembangunan di Kabupaten Tabanan harus tetap berbasiskan sektor pertanian, mengingat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian petani dan penggunaan lahannya lebih dari 70 persen.

Bupati Eka menjelaskan, pembangunan sektor penunjang juga diarahkan untuk mendukung pembangunan pertanian, antara lain Gerbang Pangan Serasi, Gerbang Indah Serasi, Gerbang Emas, Karamba Emas, Program Partisipatif Infrastruktur Perdesaan dan Program Partisipatif Budi Daya Ikan Lele.

"Seluruh program tersebut harus sinergi mulai dari hulu hingga hilir dan menjadi program yang menyeluruh, berimbang, dan bertahan lama," harap Bupati Eka.

Ia menjelaskan, selama tahun 2014 pembangunan Tabanan lebih banyak mengarah pada infrastruktur jalan, karena sangat vital untuk kegiatan perekonomian dan mendukung pengembangan sektor pertanian.

Fasilitas jalan sangat berkaitan dengan pemasaran produk pertanian. Selama ini masalah klasik pertanian beragam, mulai dari petani tidak menikmati harga yang pantas dengan hasil panenannya.

Selain itu juga harga jatuh saat panen melimpah, sehingga keuntungan hanya dinikmati pengusaha. Ini yang perlu dicarikan jalan keluarnya.

Bupati Eka mengaku bercermin dari semua masalah itu, pihaknya lebih intensif menggali gagasan dan masukan dari berbagai kalangan, sehingga tercetus gagasan membangun BUMDes yang berbasis pertanian.

Ia mengharapkan potensi pertanian di masing-masing desa bisa dikelola dan diserap dengan baik, mulai dari proses penanaman hingga pengolahan.

Selain itu juga memberdayakan subak dan kelompok-kelompok usaha yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian. Dengan demikian konsep hulu dan hilir akan berjalan sinergis dan mata rantainya tidak putus.

Tahap pertama telah diresmikan 50 BUMDes yang ditandai dengan penyerahan surat keputusan serta bantuan masing-masing sebesar Rp200 juta sebagai modal usaha yang bersumber dari APBD setempat. (WDY/i018)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015