Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali menyatakan bahwa libur serangkaian Hari Raya Nyepi dinilai tidak mendongkrak tingkat okupansi penginapan di Pulau Dewata.
"Tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat hunian hotel selama Nyepi hanya penambahan yang tidak begitu signifikan," kata Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Denpasar, Selasa.
Mantan Bupati Gianyar itu bahkan menyatakan bahwa tidak ada peningkatan persentase hunian selama libur Nyepi itu. Hingga saat ini, pariwisata tengah memasuki musim sepi dengan tingkat hunian yang diperkirakan hingga Nyepi usai mencapai rata-rata hingga 45 persen.
"Tahun lalu hotel berbintang saja tidak sampai tembus 60 persen untuk tingkat hunian," imbuhnya.
Tak hanya itu, kata dia, Nyepi belum membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang secara khusus datang ke Bali untuk merasakan hari raya yang memperingati tahun baru caka. Para pelaku pariwisata, lanjut dia, selama ini mengharapkan adanya lonjakan tingkat hunian yang biasanya diisi oleh masyarakat non-Hindu yang berada di Pulau Dewata.
Mereka memilih menginap di hotel karena masih ada toleransi terkait empat pantangan dalam Hari Raya Nyepi atau Catur Beratha Penyepian. Pengelola penginapan sudah mengetahui rambu-rambu yang tidak boleh dilakukan seperti tidak menyalakan lampu di luar hotel dan tidak menyelenggarakan pesta atau keramaian. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat hunian hotel selama Nyepi hanya penambahan yang tidak begitu signifikan," kata Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Denpasar, Selasa.
Mantan Bupati Gianyar itu bahkan menyatakan bahwa tidak ada peningkatan persentase hunian selama libur Nyepi itu. Hingga saat ini, pariwisata tengah memasuki musim sepi dengan tingkat hunian yang diperkirakan hingga Nyepi usai mencapai rata-rata hingga 45 persen.
"Tahun lalu hotel berbintang saja tidak sampai tembus 60 persen untuk tingkat hunian," imbuhnya.
Tak hanya itu, kata dia, Nyepi belum membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang secara khusus datang ke Bali untuk merasakan hari raya yang memperingati tahun baru caka. Para pelaku pariwisata, lanjut dia, selama ini mengharapkan adanya lonjakan tingkat hunian yang biasanya diisi oleh masyarakat non-Hindu yang berada di Pulau Dewata.
Mereka memilih menginap di hotel karena masih ada toleransi terkait empat pantangan dalam Hari Raya Nyepi atau Catur Beratha Penyepian. Pengelola penginapan sudah mengetahui rambu-rambu yang tidak boleh dilakukan seperti tidak menyalakan lampu di luar hotel dan tidak menyelenggarakan pesta atau keramaian. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015