Negara (Antara Bali) - Harga beras di Kabupaten Jembrana turun menjadi Rp10.200 perkilogram, setelah sebelumnya sempat menyentuh harga Rp12.000 perkilogram.

"Harga mulai turun sejak dua hari terakhir. Harga Rp10.200 itu untuk beras super, sementara yang biasa Rp9.8000 perkilogram," kata Ni Wayan Kartini, salah seorang pedagang di Pasar Umum Negara, Rabu.

Ditanya penyebab naik turunnya harga beras, pedagang ini mengatakan, yang paling besar pengaruhnya adalah masa panen padi.

Menurutnya, saat panen raya dipastikan harga beras turun, demikian juga sebaliknya saat komoditas kebutuhan pokok tersebut masih dalam masa tanam.

"Kalau hari raya tidak ada pengaruhnya terhadap harga beras. Yang paling besar mempengaruhi, ya ada panen raya atau tidak," ujarnya.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan yang memantau harga beras di pasar mengatakan, harga beras di daerah tersebut akan stabil dalam satu bulan ini, karena panen raya segera tiba.

Menurutnya, kenaikan harga beras masih dalam taraf yang wajar, dan bisa dijangkau oleh masyarakat.

"Yang terpenting tidak sampai terjadi kelangkaan beras. Saya optimis, saat panen raya sekitar satu bulan lagi, harga beras akan kembali turun," katanya.

Disinggung kemungkinan melakukan operasi pasar, ia mengaku, pihaknya belum mengarah kesana karena melihat harga beras masih terjangkau, dengan persediaan yang cukup di kalangan pedagang.

"Tapi kalau harga melonjak terlalu tinggi, serta ada kelangkaan, kami siap melakukan operasi pasar. Untuk sementara ini, kami tunggu hingga panen raya mendatang," ujarnya.

Dari pantauan yang ia lakukan, kecuali beras, harga komoditas lainnya seperti daging sapi maupun ayam cukup stabil.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015