Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali mendorong pasar modal untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan ekspansi usaha karena membutuhkan dana besar yang bersifat jangka panjang.
"Maka pasar modal harus lebih didorong untuk berperan secara optimal. Kami menginginkan agar jumlah perusahaan yang memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal meningkat signifikan," kata Kepala OJK Bali, Zulmi di Denpasar, Rabu.
Untuk itu, pihaknya menyiapkan sejumlah inisiatif dalam meningkatkan pendalaman pasar modal terutama dari sisi penawaran seperti penyederhanaan proses penawaran umum dan rasionalisasi kewajiban keterbukaan informasi dengan meningkatkan penerapan pemerintahan yang baik.
Selain itu perluasan jenis produk investasi dan pihaknya berencana menambah fokus pengembangan produk pengelolaan investasi dengan target penambahan 100 produk pengelolaan investasi termasuk produk pasar modal syariah.
OJK juga memberikan inisiatif untuk meningkatkan kualitas profesi, lembaga penunjang, perusahaan efek dan manajer investasi untuk pelayanan kepada masyarakat.
Di Pulau Dewata, lanjut dia, terdapat sebanyak 13 perusahaan pasar modal dengan kinerja yang baik.
"Pasar modal di Bali sudah bagus dengan nasabah yang sudah banyak," imbuhnya.
Pada akhir tahun 2014, Zulmi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat atau nasabah lembaga jasa keuangan untuk dapat berinvestasi di pasar modal tanpa melakukan tatap muka langsung saat pertama kali berinvestasi.
"Kalau dulu masyarakat yang berinvestasi harus datang ke perusahaan atau pialang kemudian menyetor uang. Sekarang lebih mudah, mereka bisa melakukan secara online dengan produk yang lebih mudah," ucapnya.
Untuk produk, kata dia, satu lot saham yang berjumlah 500 bisa dipecah menjadi 100 lembar sehingga masyarakat kecil bisa melakukan transaksi di pasar modal.
"Program Reksadanaku dan Sahamku 100 diharapkan turut mendorong minat masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal," kata Zulmi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Maka pasar modal harus lebih didorong untuk berperan secara optimal. Kami menginginkan agar jumlah perusahaan yang memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal meningkat signifikan," kata Kepala OJK Bali, Zulmi di Denpasar, Rabu.
Untuk itu, pihaknya menyiapkan sejumlah inisiatif dalam meningkatkan pendalaman pasar modal terutama dari sisi penawaran seperti penyederhanaan proses penawaran umum dan rasionalisasi kewajiban keterbukaan informasi dengan meningkatkan penerapan pemerintahan yang baik.
Selain itu perluasan jenis produk investasi dan pihaknya berencana menambah fokus pengembangan produk pengelolaan investasi dengan target penambahan 100 produk pengelolaan investasi termasuk produk pasar modal syariah.
OJK juga memberikan inisiatif untuk meningkatkan kualitas profesi, lembaga penunjang, perusahaan efek dan manajer investasi untuk pelayanan kepada masyarakat.
Di Pulau Dewata, lanjut dia, terdapat sebanyak 13 perusahaan pasar modal dengan kinerja yang baik.
"Pasar modal di Bali sudah bagus dengan nasabah yang sudah banyak," imbuhnya.
Pada akhir tahun 2014, Zulmi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat atau nasabah lembaga jasa keuangan untuk dapat berinvestasi di pasar modal tanpa melakukan tatap muka langsung saat pertama kali berinvestasi.
"Kalau dulu masyarakat yang berinvestasi harus datang ke perusahaan atau pialang kemudian menyetor uang. Sekarang lebih mudah, mereka bisa melakukan secara online dengan produk yang lebih mudah," ucapnya.
Untuk produk, kata dia, satu lot saham yang berjumlah 500 bisa dipecah menjadi 100 lembar sehingga masyarakat kecil bisa melakukan transaksi di pasar modal.
"Program Reksadanaku dan Sahamku 100 diharapkan turut mendorong minat masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal," kata Zulmi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015