Denpasar (Antara Bali) - Koordinator Bali Tobacco Control Innitiative (BTCI) Made Kerta Duana mengatakan perilaku merokok, khususnya kelompok remaja setiap tahunnya meningkat, karena itu perlu dilakukan secara berkelanjutan melakukan sosialisasi tentang resiko dari mengisap rokok.

"Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2010 perilaku merokok pada remaja 15 tahun ke atas cenderung meningkat. Saat ini diperkirakan 36,3 persen remaja Indonesia adalah perokok aktif," katanya di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan faktor resiko munculnya perilaku merokok pada remaja sangat dipengaruhi masifnya iklan promosi dan sponsorship yang secara tidak langsung mendorong remaja dan anak-anak menjadi perokok pemula.

"Selain itu masiah banyaknya iklan masuk sekolah atau kampus dengan berkedok beasiswa akan menambah kekhawatiran anak dan remaja sangat dekat dengan rokok dan tidak melihatr rokok sebagai sebuah ancaman kesehatan," katanya.

Ia mengatakan fasilitas pendidikan termasuk perguruan tinggi, dalam regulasi pengendalian tembakau telah diatur sebagai kawasan tanpa rokok (KTR). Akan tetapi implementasi kebijakan KTR belum dilaksanakan sepenuhnya di tempat belajar mengajar terutama perguruan tinggi.

Kerta Duana mengakui banyak kendala yang di hadapi masyarakat dalam melakukan sosialisasi KTR tersebut, sebab kesadaran warga akan bahaya merokok belum sepenuhnya di mengerti.
"Kami terus berupaya melakukan sosialisasi KTR dan bahaya yang diakibatkan dari merokok itu, salah satunya penyakit paru-paru akut hingga menyebabkan kanker," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015