Denpasar (Antara Bali) - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Dodi Ambardi mengatakan ada dua dimensi besar yang menghubungkan pemilih dan partai politik, yakni identitas diri dengan partai dan evaluasi massa pemilih atas fungsi intermediasi partai atau dimensi rasional.
"Identitas diri dengan partai adalah komponen psikologis, dimana seseorang merasa bahwa partai tertentu adalah identitas politiknya," katanya pada diskusi publik bertema "Partai Politik di Mata Publik" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan mereka mengidentikan diri sebagai orang partai tertentu atau mereka merasa dekat dengan partai politik tersebut. Sedangkan menurut dia, identitas partai merupakan komponen psikologis yang akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dukungan terhadap partai dan sistem kepartaian, serta pada akhirnya memperkuat demokrasi itu sendiri.
"Jika partai politik lemah maka volatilitas dukungan masyarakat pemilih kepada partai akan makin sering terjadi," katanya.
Begitu juga dimensi intermediasi partai merupakan evaluasi massa pemilih tentang sejauh mana partai politik dirasakan berfungsi menghubungkan kepentingan massa pemilih dan keputusan-keputusan publik yang dibuat dalam legislasi di DPR, DPRD atau keputusan pemerintah.
Dodi mengatakan karena partai politik adalah institusi publik, maka publik berhak mengevaluasi sejauh mana fungsi-fungsi partai politik tersebut sudah berjalan baik atau tidak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Identitas diri dengan partai adalah komponen psikologis, dimana seseorang merasa bahwa partai tertentu adalah identitas politiknya," katanya pada diskusi publik bertema "Partai Politik di Mata Publik" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan mereka mengidentikan diri sebagai orang partai tertentu atau mereka merasa dekat dengan partai politik tersebut. Sedangkan menurut dia, identitas partai merupakan komponen psikologis yang akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dukungan terhadap partai dan sistem kepartaian, serta pada akhirnya memperkuat demokrasi itu sendiri.
"Jika partai politik lemah maka volatilitas dukungan masyarakat pemilih kepada partai akan makin sering terjadi," katanya.
Begitu juga dimensi intermediasi partai merupakan evaluasi massa pemilih tentang sejauh mana partai politik dirasakan berfungsi menghubungkan kepentingan massa pemilih dan keputusan-keputusan publik yang dibuat dalam legislasi di DPR, DPRD atau keputusan pemerintah.
Dodi mengatakan karena partai politik adalah institusi publik, maka publik berhak mengevaluasi sejauh mana fungsi-fungsi partai politik tersebut sudah berjalan baik atau tidak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015