Denpasar (Antara Bali) - Bali mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,90 persen selama bulan Januari 2015, lebih tinggi dibanding angka deflasi rata-rata nasional pada bulan yang sama tercatat 0,03 persen.

"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei, 16 provinsi di antaranya mengalami deflasi pedesaan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, sebanyak 17 provinsi lainnya mengalami inflasi perdesaan. Hasil pemantauan harga-harga di daerah perdesaan di Bali pada bulan Januari 2015 menunjukkan NTP Bali mengalami penurunan 0,01 persen dari 104,19 pada bulan Desember 2014 menjadi 104,18 persen.

Kondisi itu akibat menurunnya nilai indeks yang diterima petani lebih besar dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani

Panasunan Siregar menambahkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di tingkat perdesaan. Demikian juga mampu menunjukkan daya tukar dan produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi produk pertanian.

Panasunan Siregar menambahkan, indeks yang diterima petani (lt) pada Januari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,72 persen dari 121,12 menjadi 120,25. Sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) juga mengalami penurunan sebesar 0,71 persen dari 116,25 menjadi 115,42.

Subsektor yang mengalami penurunan NTP meliputi subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat menurun masing-masing sebesar 1,82 persen dan 0,52 persen.

Sedangkan tiga sub sektor lainnya mengalami kenaikan yang terdiri atas tanaman pangan sebesar 1,46 persen, peternakan 0,65 persen dan perikanan 1,85 persen.

Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.(WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015