Negara (Antara Bali) - Kabupaten Jembrana memiliki pembuangan sampah terpadu, yang bisa mengolah sampah organik mapun non organik di Kecamatan Melaya.
"Sampah organik yang masuk kesini akan dijadikan pupuk, sementara yang non organik akan dipilah dan dijual, sehingga memiliki nilai ekonomi," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan Jembrana, I Wayan Darwin, saat meresmikan beroperasikan tempat pembuangan sampah di Desa Melaya tersebut, Rabu.
Dengan mesin pencacah sampah organik, dan beberapa mesin lainnya, menurutnya, kapasitas tempat pembuangan ini cukup besar untuk menampung sampah dari pasar di Kecamatan Melaya, maupun rumah tangga.
Ia mengatakan, tempat pembuangan sampah ini dibangun dari dana APBN 2014 sebesar Rp600 juta, setelah Pemkab Jembrana mengajukan usulan.
"Masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan, sekarang sedang jadi topik dan program berbagai kota besar di Indonesia. Kami juga ingin memiliki daerah yang bersih, dan bebas dari bahaya sampah seperti gangguan kesehatan maupun bencana," ujarnya.
Meskipun sudah memiliki tempat pembuangan sampah yang baru, ia mengakui, untuk mencapai derajat kebersihan yang ideal, masih dibutuhkan tambahan berbagai fasilitas, termasuk membangkitkan kesadaran masyarakat.
Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih sangat rendah, termasuk untuk melakukan pemilahan.
"Jadi penyuluhan tentang sampah kami lakukan bersamaan, antara kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah organik dengan non organik," katanya.
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat, I Made Nuja, yang bergerak di bidang pengolahan sampah mengatakan, adanya tempat pembuangan sampah di wilayah tersebut, akan mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sampah organik yang masuk kesini akan dijadikan pupuk, sementara yang non organik akan dipilah dan dijual, sehingga memiliki nilai ekonomi," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan Jembrana, I Wayan Darwin, saat meresmikan beroperasikan tempat pembuangan sampah di Desa Melaya tersebut, Rabu.
Dengan mesin pencacah sampah organik, dan beberapa mesin lainnya, menurutnya, kapasitas tempat pembuangan ini cukup besar untuk menampung sampah dari pasar di Kecamatan Melaya, maupun rumah tangga.
Ia mengatakan, tempat pembuangan sampah ini dibangun dari dana APBN 2014 sebesar Rp600 juta, setelah Pemkab Jembrana mengajukan usulan.
"Masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan, sekarang sedang jadi topik dan program berbagai kota besar di Indonesia. Kami juga ingin memiliki daerah yang bersih, dan bebas dari bahaya sampah seperti gangguan kesehatan maupun bencana," ujarnya.
Meskipun sudah memiliki tempat pembuangan sampah yang baru, ia mengakui, untuk mencapai derajat kebersihan yang ideal, masih dibutuhkan tambahan berbagai fasilitas, termasuk membangkitkan kesadaran masyarakat.
Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih sangat rendah, termasuk untuk melakukan pemilahan.
"Jadi penyuluhan tentang sampah kami lakukan bersamaan, antara kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah organik dengan non organik," katanya.
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat, I Made Nuja, yang bergerak di bidang pengolahan sampah mengatakan, adanya tempat pembuangan sampah di wilayah tersebut, akan mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015