Manado (Antara Bali) - Pakar Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Dr Joubert Maramis, menilai e-money atau uang elektronik yang menggantikan beras masyarakat miskin (raskin) itu lebih efisien dan cepat.

         "Memang penghapusan raskin dan diganti dengan uang elektronik itu dianggap paling efisien dan baik, namun perlu adanya sosialisasi yang baik kepada masyarakat penerima," katanya di Manado, Selasa.

         Joubert mengatakan E-money merupakan salah satu cara yang paling efisien dan cepat, namun penerima pasti berhubungan dengan perbankan atau anjungan tunai mandiri (ATM).

         "Mereka harus diajarkan penggunaan e-money dan hal pasti mengenai sistem perbankan yang minimal terkait penggunaan ATM," jelasnya.

         Pihaknya menduga ada kebijakan untuk mengendapkan uang di bank agar uang yang diterima tidak langsung dikonsumsi atau dibelikan masyarakat penerima.

         Hal ini juga, katanya, akan mampu menekan inflasi dan menambah "outstanding credit", karena kalau masuk ke sistem perbankan, pasti ada uang yang tersisa sebab tidak diambil seluruhnya oleh masyarakat penerima.

         "Tapi, sejak jauh-jauh hari perlu adanya sosialisasi dari perbankan dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan, sehingga masyarakat tidak kaget saat perubahan itu diberlakukan," jelasnya.

         Karena, saat pemberlakuan itu terjadi, katanya, akan ada perubahan pola pikir masyarakat yang biasanya menerima beras akan diganti dengn uang secara e-money.

         Perlu diketahui, ada sekian banyak penerima raskin yang belum paham betul tentang uang elektronik atau e-money. (WDY)

Pewarta: Oleh Nancy Lynda Tigauw

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015