Jakarta (Antara Bali) - Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science menunjukkan sebuah pelukan dari keluarga atau teman-teman bisa menjadi upaya yang membuat seseorang tetap sehat.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti di Carnegie Mellon University mengajukan sejumlah pertanyaan pada 406 orang dewasa sehat, di antaranya adalah "Jika Anda terdampar 10 mil dari rumah, akankah seseorang datang menjemputmu?". Pertayaan ini menentukan tingkat dukungan sosial mereka.
Kemudian, peneliti juga bertanya, apakah para partisipan telah dipeluk dan pernah mengalami pengalaman yang menegangkan atau bertengkar setiap hari selama 14 hari.
Selanjutnya, para peneliti memaparkan virus yang menyebabkan flu pada para partisipan.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang mendapatkan sedikit pelukan dan mengalami lebih banyak masalah, lebih mungkin terserang flu. Namun, partisipan yang mengalami banyak masalah dan konflik tetapi menerima banyak pelukan tidak menunjukkan peningkatan risiko sakit.
Dengan kata lain, pelukan bisa membantu tubuh kita melawan kuman penyakit. Hanya saja, belum jelas apakah hal ini terjadi karena pelukan memberikan perasaan mental berupa dukungan sosial pada seseorang atau sebenarnya merupakan sinyal dukungan fisik.
"Hipotesis saya keduanya," kata psikolog dari Carnegie Mellon University, Denise Janicki - Deverts, seperti dilansir laman Real Simple.
Namun, mengenai alasan di balik sebuah pelukan yang bisa melawan kuman penyakit, peneliti dari Mayo Clinic menjelaskan, hal ini berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Ketika kita mengalami stres, maka tingkat kekebalan tubuh kita pun menjadi lebih rendah.
Sesuatu seperti dukungan sosial bisa membantu mengekang penurunan kekebalan tubuh ini.
Studi ini memperlihatkan kalau menerima dukungan sosial dalam bentuk pelukan dapat membantu menjaga kita tetap sehat .
"Kalau Anda memiliki teman yang menawarkan sebuah pelukan, menerimanya bisa bermanfaat," kata Janicki-Deverts. (WDY)
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti di Carnegie Mellon University mengajukan sejumlah pertanyaan pada 406 orang dewasa sehat, di antaranya adalah "Jika Anda terdampar 10 mil dari rumah, akankah seseorang datang menjemputmu?". Pertayaan ini menentukan tingkat dukungan sosial mereka.
Kemudian, peneliti juga bertanya, apakah para partisipan telah dipeluk dan pernah mengalami pengalaman yang menegangkan atau bertengkar setiap hari selama 14 hari.
Selanjutnya, para peneliti memaparkan virus yang menyebabkan flu pada para partisipan.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang mendapatkan sedikit pelukan dan mengalami lebih banyak masalah, lebih mungkin terserang flu. Namun, partisipan yang mengalami banyak masalah dan konflik tetapi menerima banyak pelukan tidak menunjukkan peningkatan risiko sakit.
Dengan kata lain, pelukan bisa membantu tubuh kita melawan kuman penyakit. Hanya saja, belum jelas apakah hal ini terjadi karena pelukan memberikan perasaan mental berupa dukungan sosial pada seseorang atau sebenarnya merupakan sinyal dukungan fisik.
"Hipotesis saya keduanya," kata psikolog dari Carnegie Mellon University, Denise Janicki - Deverts, seperti dilansir laman Real Simple.
Namun, mengenai alasan di balik sebuah pelukan yang bisa melawan kuman penyakit, peneliti dari Mayo Clinic menjelaskan, hal ini berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Ketika kita mengalami stres, maka tingkat kekebalan tubuh kita pun menjadi lebih rendah.
Sesuatu seperti dukungan sosial bisa membantu mengekang penurunan kekebalan tubuh ini.
Studi ini memperlihatkan kalau menerima dukungan sosial dalam bentuk pelukan dapat membantu menjaga kita tetap sehat .
"Kalau Anda memiliki teman yang menawarkan sebuah pelukan, menerimanya bisa bermanfaat," kata Janicki-Deverts. (WDY)
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015