Denpasar (Antara Bali) - Beberapa ruas jalan yang menghubungkan Kota Denpasar dengan Kabupaten Gianyar, Bali, ditutup sementara saat umat Hindu menggelar ritual "Ngerebong" di Pura Pengrebongan, Kota Denpasar, Minggu.

Jalan WR Supratman dan sekitarnya ditutup sejak pukul 15.00 Wita dan arus lalu lintas dialihkan ke sejumlah jalu alternatif lainnya.

Dalam kesempatan itu sejumlah aparat kepolisian dan petugas keamanan desa adat di Bali atau "pecalang" berjaga-jaga dari Puri Kesiman hingga kawasan Pura Pengrebongan.

Para pecalang juga berjaga di kawasan pura mengingat tradisi Ngerebong berisikan adegan menggunkan senjata tajam perlu mendapat pengamanan khusus agar tidak melukai warga setempat.

Tradisi Ngerebong diawali sembahyang bersama di Pura Petilan yang bersamaan dengan tradisi "tabuh rah" atau sabung ayam. Dilanjutkan dengan ritual mengelilingi "wantilan" tempat adu ayam tadi sebanyak tiga kali putaran.

Pada saat melakukan arak-arakan mengelilingi wantilan, beberapa warga akan mengalami kesurupan/kerasukan dengan berbagai ekpresi yaitu berteriak, menggeram, menangis sambil menari diiringi yang diiringi alunan musik bale ganjur.

Selama kesurupan warga setempat melakukan tindakan berbahaya seperti menghujamkan keris pada dada, leher, bahkan ubun-ubun atau disebut dengan tradisi ngurek. Namun, tidak satu pun warga yang luka akibat aksi tersebut.

Selama aksi itu berlangsung para pecalang dan warga setempat turut serta mengamankan agar tidak melukai warga lainnya yang tidak kesurupan.

Wisatawan domestik dan mancanegara terlihat sangat antusias untuk menyaksikan ritual ngurek dan tanpa henti-hentinya untuk mengabadikan momen yang sangat langka tersebut.

Ritual itu akan berakhir pada saat matahari tenggelam, roh-roh yang merasuki tubuh warga itu akan dipulangkan ke alamnya dengan melakukan persembahyangan bersama dan mendapat siraman air yang sudah disucikan. (WDY)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015