Medan (Antara Bali) -Produksi crude palm oil (CPO) alias minyak kelapa sawit Indonesia tahun ini diperkirakan menjadi 31 juta ton.
"Tahun 2014, produksi sawit nasional diperkirakan hanya 29,5 juta atau naik dari tahun 2013 yang sebesar 26,2 juta ton," kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, di Medan, Sabtu.
Sama seperti tahun lalu juga, penambahan produksi 2015 juga terhambat antara lain akibat panen yang terganggu cuaca ekstrem.
Kemudian akibat berkurangnya produktivitas tanaman tua serta masih belum memasuki masa produksinya sejumlah tanaman baru yang pertumbuhannya juga tidak banyak dampak kebijakan pembatasan pengembangan di dalam negeri.
"Kalaupun ada sisa stok 2014, maka persediaan CPO Indonesia tahun ini hanya 32 juta-an ton,"katanya.
Derom menyebutkan, dibandingkan pertambahan produksi di bawah tahun 2010 yang bisa naik rata-rata 10 persen ke atas, maka pertumbuhan tahun ini yang hanya sekitar 5 persen dinilai sangat kecil dan memprihatinkan.
Di satu sisi, produksi yang tidak bertumbuh banyak itu diharapkan akan menguntungkan dari harga jual.
Dengan produksi yang tidak banyak, maka harga diharapkan naik dari tahun 2014 yang sekitar 700-an dolar AS per metrik ton.
"Meski masih meragukan terjadi kenaikan permintaan dari dua negara pembeli utama yakni India dan RRT (Republik Rakyat Tingkok), diharapkan harga jual CPO tahun ini akan lebih tinggi dari 2014," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Anizar Simanjuntak, menyebutkan pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas hasil sawit petani.
Kenaikan produksi dilakukan dengan mengajak dan membantu petani mendapatkan bibit berkualitas dan mengggunakan pupuk secara benar dan baik serta meremajakan tanaman tua.
"Harga TBS (Tandan Buah Segar) tahun 2014 yang di kisaran Rp1.000 hingga Rp1.300 per kg belum mensejahterakan petani,"katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Tahun 2014, produksi sawit nasional diperkirakan hanya 29,5 juta atau naik dari tahun 2013 yang sebesar 26,2 juta ton," kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, di Medan, Sabtu.
Sama seperti tahun lalu juga, penambahan produksi 2015 juga terhambat antara lain akibat panen yang terganggu cuaca ekstrem.
Kemudian akibat berkurangnya produktivitas tanaman tua serta masih belum memasuki masa produksinya sejumlah tanaman baru yang pertumbuhannya juga tidak banyak dampak kebijakan pembatasan pengembangan di dalam negeri.
"Kalaupun ada sisa stok 2014, maka persediaan CPO Indonesia tahun ini hanya 32 juta-an ton,"katanya.
Derom menyebutkan, dibandingkan pertambahan produksi di bawah tahun 2010 yang bisa naik rata-rata 10 persen ke atas, maka pertumbuhan tahun ini yang hanya sekitar 5 persen dinilai sangat kecil dan memprihatinkan.
Di satu sisi, produksi yang tidak bertumbuh banyak itu diharapkan akan menguntungkan dari harga jual.
Dengan produksi yang tidak banyak, maka harga diharapkan naik dari tahun 2014 yang sekitar 700-an dolar AS per metrik ton.
"Meski masih meragukan terjadi kenaikan permintaan dari dua negara pembeli utama yakni India dan RRT (Republik Rakyat Tingkok), diharapkan harga jual CPO tahun ini akan lebih tinggi dari 2014," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Anizar Simanjuntak, menyebutkan pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas hasil sawit petani.
Kenaikan produksi dilakukan dengan mengajak dan membantu petani mendapatkan bibit berkualitas dan mengggunakan pupuk secara benar dan baik serta meremajakan tanaman tua.
"Harga TBS (Tandan Buah Segar) tahun 2014 yang di kisaran Rp1.000 hingga Rp1.300 per kg belum mensejahterakan petani,"katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015