Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 168 petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta Kabupaten Badung, Bali, siaga di tengah membeludaknya kunjungan wisatawan mancanegara, nusantara dan mayarakat setempat ke kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya pada hari penghujung tahun 2014 menyongsong 2015.

"Seluruh petugas siap siaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, syukur hingga kini tidak ada musibah, meskipun sepekan terakhir Pantai Kuta dipadati pengunjung," kata Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel di Pantai Kuta, Rabu.

Ia mengatakan, petugas sebanyak itu tersebar di 23 pos penjagaan di sepanjang pantai di wilayah Kabupaten Badung mulai dari kawasan Nusa Dua, Jimbaran, Kuta, Legian hingga Pantai Munggu yang berbatasan dengan Kabupaten Tabanan.

"Petugas Balawista sebenarnya setiap hari selalu siaga, namun dalam cuti bersama liburan Natal dan menyambut Tahun Baru 2015 lebih dimantapkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung yang menikmati deburan ombak maupun yang bermain papan selancar di atas gulungan ombak yang dahsyat," ujar Ketut Ipel.

Ia menambahkan, 168 petugas itu dibagi dalam dua kelompok kerja yang tersebar di 23 pos penjagaan, yakni kelompok kerja pertama bekerja selama tujuh jam mulai pukul 07.00 hingga 14.00 Wita dan kelompok kedua juga selama tujuh jam mulai pukul 12.00 hingga 19.00 Wita.

Masing-masing pos dijaga enam sampai tujuh orang, namun antara pukul 12.00-14.00 saat pengunjung membeludak kedua kelompok kerja itu siap siaga memantau dan mengantisipasi para pengunjung.

Ipel menjelaskan, meskipun petugas siap siaga, para pengunjung pantai yang jumlahnya terus meningkat itu tetap diimbau untuk mematuhi rambu-rambu yang telah ditentukan, yakni dilarang mandi atau bermain air di lokasi yang dipasangi bendera merah, karena ombak di lokasi itu sangat berbahaya.

Dengan demikian petugas lebih mudah mengawasi dari menara pemantauan, walaupun pengunjung terus ramai, silih berganti sejak pagi, siang hingga sore menjelang matahari terbenam.

I Ketut Ipel, pria kelahiran Kota Denpasar 56 tahun silam itu mendapat kepercayaan sebagai koordinator mengemban tugas kemanusiaan di Pantai Kuta yang telah mengabdikan diri selama lebih dari 27 tahun.

Hari-demi hari menjalani hidupan di pantai Kuta tidak terasa kalau telah mencapai lebih dari seperempat.

Ia mengaku, di saat banyak wisatawan yang memadati Pantai Kuta, khususnya pada setiap peralihan tahun dan hari-hari libur, Hari Raya Natal dan tahun baru harus bekerja ekstra.

"Sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam saya berada di Pantai Kuta, mengamati dari kejauhan pengunjung yang menikmati deburan ombak," ujar pria yang sudah berpengalaman membantu orang yang mengalami musibah tenggelam di pantai berpasir putih itu.

Kabupaten Badung yang menjadi pusat pengembangan kepariwisataan di Bali membentuk Badan Penyelamat Wisata Tirta beroperasi sejak 28 Oktober 1972. Dalam operasinya selama 42 tahun kurun waktu 1972 hingga 2014 telah menangani belasan ribu kejadian sebagian besar di antaranya berhasil diselamatkan, dan beberapa korban sisanya tidak mampu diselamatkan atau meninggal dunia.

Selama tahun 2014 menangani 195 kasus, 187 orang di antaranya berhasil diselamatkan dan delapan orang meninggal dunia.

Kasus yang ditangani tersebut meningkat, karena tahun sebelumnya (2013) tercatat 112 kejadian, 104 orang di antaranya berhasil diselamatkan dan delapan orang meninggal dunia. Korban tewas itu jumlahnya sama dengan tahun 2014, ujar Ketut Ipel. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014