Denpasar (Antara Bali) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang baru dijabat Dewi Setyowati berupaya mewujudkan stabilitas ekonomi dalam menekan inflasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota agar secepat mungkin TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) yang belum terbentuk, segera bisa dibentuk," katanya usai Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan BI Bali di Denpasar, Senin.
Dia juga menekankan perlunya dibentuk pusat informasi harga pangan strategis yang nantinya menjadi alat bantu BI melakukan pengendalian inflasi.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata masih lebih stabil dibandingkan pertumbuhan ekonomi di daerah lain.
Pada triwulan III tahun 2014, tingkat pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata mencapai 6,02 hingga 6,40 persen yang merupakan pertumbuhan di atas nasional.
Sedangkan ekonomi Bali sempat mendapat tekanan akibat peningkatan harga barang sehingga mendongkrak inflasi hingga 5,8 persen pada Januari 2014.
Selain stabilitas inflasi, mantan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatera Utara itu menyatakan bahwa pihaknya akan memetakan komoditas surplus dan defisit, membentuk forum dialog, meningkatkan sosialisasi uang palsu dan sistem pembayaran non-tunai.
"Terkait pengembangan keuangan inklusif dan pengembangan pembayaran non-tunai akan kami kembangkan yang saat ini sudah ada seperti di kampus dan menyasar masyarakat.
Dewi juga berniat akan mengembangan dan memperkuat sistem kluster kopi dan penguatan pangan seperti pertanian yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi disamping industri kreatif yang berkembang di Pulau Dewata.
"Perbankan di Bali juga bisa lebih maksimal memberikan sumbangan lebih besar karena masing-masing memiliki tanggung jawab sosial bersama BI dan pemerintah kabupaten/kota untuk membesarkan UMKM," ucapnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terdahulu yakni Benny Siswanto masih menjabat pada posisi yang sama selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota agar secepat mungkin TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) yang belum terbentuk, segera bisa dibentuk," katanya usai Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan BI Bali di Denpasar, Senin.
Dia juga menekankan perlunya dibentuk pusat informasi harga pangan strategis yang nantinya menjadi alat bantu BI melakukan pengendalian inflasi.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata masih lebih stabil dibandingkan pertumbuhan ekonomi di daerah lain.
Pada triwulan III tahun 2014, tingkat pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata mencapai 6,02 hingga 6,40 persen yang merupakan pertumbuhan di atas nasional.
Sedangkan ekonomi Bali sempat mendapat tekanan akibat peningkatan harga barang sehingga mendongkrak inflasi hingga 5,8 persen pada Januari 2014.
Selain stabilitas inflasi, mantan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatera Utara itu menyatakan bahwa pihaknya akan memetakan komoditas surplus dan defisit, membentuk forum dialog, meningkatkan sosialisasi uang palsu dan sistem pembayaran non-tunai.
"Terkait pengembangan keuangan inklusif dan pengembangan pembayaran non-tunai akan kami kembangkan yang saat ini sudah ada seperti di kampus dan menyasar masyarakat.
Dewi juga berniat akan mengembangan dan memperkuat sistem kluster kopi dan penguatan pangan seperti pertanian yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi disamping industri kreatif yang berkembang di Pulau Dewata.
"Perbankan di Bali juga bisa lebih maksimal memberikan sumbangan lebih besar karena masing-masing memiliki tanggung jawab sosial bersama BI dan pemerintah kabupaten/kota untuk membesarkan UMKM," ucapnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terdahulu yakni Benny Siswanto masih menjabat pada posisi yang sama selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014