Nunukan (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo mengunjungi empat lokasi strategis saat berkunjung di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa.
Keempat titik yang berada pada dua pulau yang berbeda tersebut yaitu, Pos TNI AL di Desa Sei Pancang di Kecamatan Sebatik Utara dan patok perbatasan nomor "3" di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah. Keduanya di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah, Malaysia.
Dua titik lainnya yaitu, Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung di Tanah Merah Kelurahan Nunukan Utara dan Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kelurahan Nunukan Timur.
Khusus kunjungan dua titik di Pulau Sebatik, ANTARA yang mengikuti perjalanan Joko Widodo, tiba dengan menggunakan pesawat helikopter jenis puma yang dikawal dua helikopter milik TNI AU ini tiba di Lapangan Sei Bajau Kecamatan Sebatik Timur sekitar Selasa pukul 09.30 wita langsung menuju Pos TNI AL di Sei Pancang setelah sempat bersalaman dengan ratusan warga yang menunggu kedatangannya di lapangan depan mako prajurit penjaga perbatasan perairan Indonesia-Malaysia dari marinir TNI AL.
Saat memasuki jembatan menuju Pos TNI AL di Sei Pancang, Presiden RI yang ke-7 berserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo sempat berhenti di depan patok perbatasan Indonesia-Malaysia nomor "1" yang ditandai dengan dua bendera milik Indonesia dengan Malaysia yang sengaja ditancapkan pada batang kayu bakau itu.
Setibanya di Pos TNI AL, Joko Widodo disambut sejumlah petinggi TNI dan mendapatkan penjelasan tentang kesiapan alutsista yang dimiliki seperi KRI dan kapal patroli yang setiap saat menjaga wilayah perbatasan perairan.
Setelah itu, Joko Widodo didampingi Kepala Staf TNI AD, Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto serta sejumlah petinggi TNI lainnya menuju pos pengintai TNI AL yang letaknya tak jauh dari Pos TNI AL tersebut.
Presiden Joko Widodo sempat naik ke pos pengintai itu yang tingginya sekitar 25 meter dan berbincang kepada dua prajurit marinir yang sedang bertugas.
Sekitar pukul 10.40 wita, Joko Wododo beserta rombongan melanjutkan kunjungan ke patok perbatasan nomor "3" di Desa Ajikuning yang berlangsung sekitar 30 menit dan selanjutnya ke Pulau Nunukan untuk meninjau kedua pelabuhan.
Wartawan yang telah mendapatkan informasi wawancara dengan Presiden RI di patok perbatasan nomor "3" akhirnya dibatalkan akibat antusiasme masyarakat yang membludak ingin menghampiri untuk berjabat tangan.
Kepala Penerangan Korem 091/ASN, Mayor Inf Sudiman Purba setelah rombongan presiden meninggalkan Desa Ajikuning meminta maaf atas tidak adanya kesempatan wawancara bagi wartawan yang meliput kunjungan tersebut.
"Saya minta maaf atas tidak sempat wawancara dengan Bapak Presiden karena kondisi yang tidak memungkinkan. Memang kita telah koordinasikan dengan paspampres soal rencana wawancara dengan wartawan tetapi semuanya terjadi diluar jadwal semula," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Keempat titik yang berada pada dua pulau yang berbeda tersebut yaitu, Pos TNI AL di Desa Sei Pancang di Kecamatan Sebatik Utara dan patok perbatasan nomor "3" di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah. Keduanya di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah, Malaysia.
Dua titik lainnya yaitu, Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung di Tanah Merah Kelurahan Nunukan Utara dan Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kelurahan Nunukan Timur.
Khusus kunjungan dua titik di Pulau Sebatik, ANTARA yang mengikuti perjalanan Joko Widodo, tiba dengan menggunakan pesawat helikopter jenis puma yang dikawal dua helikopter milik TNI AU ini tiba di Lapangan Sei Bajau Kecamatan Sebatik Timur sekitar Selasa pukul 09.30 wita langsung menuju Pos TNI AL di Sei Pancang setelah sempat bersalaman dengan ratusan warga yang menunggu kedatangannya di lapangan depan mako prajurit penjaga perbatasan perairan Indonesia-Malaysia dari marinir TNI AL.
Saat memasuki jembatan menuju Pos TNI AL di Sei Pancang, Presiden RI yang ke-7 berserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo sempat berhenti di depan patok perbatasan Indonesia-Malaysia nomor "1" yang ditandai dengan dua bendera milik Indonesia dengan Malaysia yang sengaja ditancapkan pada batang kayu bakau itu.
Setibanya di Pos TNI AL, Joko Widodo disambut sejumlah petinggi TNI dan mendapatkan penjelasan tentang kesiapan alutsista yang dimiliki seperi KRI dan kapal patroli yang setiap saat menjaga wilayah perbatasan perairan.
Setelah itu, Joko Widodo didampingi Kepala Staf TNI AD, Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto serta sejumlah petinggi TNI lainnya menuju pos pengintai TNI AL yang letaknya tak jauh dari Pos TNI AL tersebut.
Presiden Joko Widodo sempat naik ke pos pengintai itu yang tingginya sekitar 25 meter dan berbincang kepada dua prajurit marinir yang sedang bertugas.
Sekitar pukul 10.40 wita, Joko Wododo beserta rombongan melanjutkan kunjungan ke patok perbatasan nomor "3" di Desa Ajikuning yang berlangsung sekitar 30 menit dan selanjutnya ke Pulau Nunukan untuk meninjau kedua pelabuhan.
Wartawan yang telah mendapatkan informasi wawancara dengan Presiden RI di patok perbatasan nomor "3" akhirnya dibatalkan akibat antusiasme masyarakat yang membludak ingin menghampiri untuk berjabat tangan.
Kepala Penerangan Korem 091/ASN, Mayor Inf Sudiman Purba setelah rombongan presiden meninggalkan Desa Ajikuning meminta maaf atas tidak adanya kesempatan wawancara bagi wartawan yang meliput kunjungan tersebut.
"Saya minta maaf atas tidak sempat wawancara dengan Bapak Presiden karena kondisi yang tidak memungkinkan. Memang kita telah koordinasikan dengan paspampres soal rencana wawancara dengan wartawan tetapi semuanya terjadi diluar jadwal semula," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014