Ubud (Antara Bali) - Lapangan Astina di Kelurahan/Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, akan dijadikan sentral parkir sementara guna mengurangi kemacetan arus lalu lintas kendaraan di jalanan kawasan kampung seni itu.

Solusi ini terungkap saat Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Ida Bagus Gaga Adisaputra, menggelar rapat koordinasi penataan parkir kawasan wisata Ubud di Pura Dalem Puri Peliatan, Ubud, Senin.

Rapat koordinasi itu diikuti Kasatpol PP Kujus Pawitra, Ketua Adat (Bendesa Pekraman) Ubud Cokorda Raka Kertiyasa, Ketua Adat Padang Tegal I Made Dana, Kepala Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Ubud Cokorda  Putra Sukawati dan lurah serta kepala lingkungan setempat.

"Dari rapat itu disepakati penggunaan Lapangan Astina untuk sentral parkir sementara. Langkah ini kita harapkan dapat mengatasi kemacetan arus lalu lintas yang banyak dikeluhkan wisatawan maupun pengusaha jasa wisata," kata Camat Ubud I Kadek Alit Wirawan yang menjadi moderator pertemuan itu.

Penggunaan Lapangan Astina sebagai sentral parkir bersifat sementara, sambil menunggu diperolehnya lahan yang tepat untuk pembangunan gedung parkir permanen.

Pada rapat itu juga disepakati pelebaran areal parkir di pinggiran jalan sejak ruas badan jalan depan Kantor Camat Ubud sampai Pasar Ubud.

Di kawasan itu juga akan dibangun area penurunan penumpang (drop zone), sehingga kendaraan tidak sembarangan menaikkan dan menurunkan penumpang di tengah jalan, katanya.

Selain itu, sambung Wirawan, kesepakatan lainnya adalah melakukan penertiban terhadap pengguna jalan yang melanggar. "Solusi ini disetujui oleh semua peserta rakor. Mereka menyatakan siap untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi Ubud," ucapnya.

Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardana sebelumnya menyampaikan tiga masalah penyebab kemacetan di kawasan wisata Ubud, yaitu terbatasnya lahan parkir, kurang disiplinnya pengguna jalan, dan belum tegasnya petugas dalam melakukan penertiban.

"Kami tawarkan beberapa solusi, di antaranya perataan trotoar dengan badan jalan, sehingga kendaraan yang parkir bisa lebih ke pinggir. Dengan demikian parkir kendaraan tidak banyak memakan badan jalan. Kemudian membangun sentral parkir dan halte," jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adisaputra mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan lima hari berturut-turut, pihaknya memperoleh data bahwa puncak kemacetan terjadi antara pukul 07.30 - 08.30 Wita.

Berdasarkan survei itu, jumlah kendaraan yang melintas di kawasan wisata Ubud pada pagi hari mencapai 2.850 unit, sedangkan siang hari terdata 2.042 unit.

"Kemacetan di Ubud selain karena terbatasnya lahan parkir juga disebabkan oleh jangka waktu parkir yang sangat lama dan pengguna jalan yang tidak taat aturan. Untuk itu kami mencoba untuk memperbaharui beberapa marka jalan," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut Ketua Adat (Bendesa Pekraman) Ubud Cokorda Raka Kertiyasa dan Ketua Adat Padang Tegal I Made Dana, mengakui terbatasnya areal parkir menjadi masalah utama yang menyebabkan kemacetan di jalanan Ubud.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala LPM Ubud Cokorda Putra Sukawati. "Kemacetan pagi hari juga dipicu oleh kehadiran truk sampah yang beroperasi pada jam-jam sibuk tersebut," katanya.

Para sopir bus pariwisata yang seenaknya menurunkan penumpang tanpa memperhatikan situasi lalu-lintas, dan kehadiran pedagang yang berjualan di atas trotoar atau badan jalan, turut memperparah kemacetan, ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010