Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya
menetapkan Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia sebagai "country
branding" yang wajib digunakan dalam setiap promosi pariwisata.
"Masih dibolehkan untuk membuat destination branding di masing-masing destinasi yang digunakan bersama-sama dengan branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia," kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, Selasa malam.
Ia menegaskan dalam bidang pemasaran pariwisata diharapkan seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama melakukan promosi yang lebih gencar.
Upaya penetapan "country branding" juga mutlak dilakukan selain juga melakukan diferensiasi produk.
"Kita juga harus promosi yang lebih memanfaatkan ICT namun tidak meninggalkan teknik berpromosi konvensional," katanya.
Menurut dia seluruh pemangku kepentingan juga dapat bertanggung jawab dalam mendukung pencapaian target tersebut yang akan diimplementasikan dalam program dan dukungan finansial masing-masing seperti promosi citra.
Di samping juga branding yang termasuk di dalamnya upaya menyiapkan peraturan yang mendukung pariwisata hingga memfasilitasi kegiatan promosi sesuai budget yang dialokasikan.
Promosi citra daerah dan Indonesia, kata dia, bisa dengan menggunakan minal 20 persen branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, serta maksimal 80 persen branding destinasi, promosi paket-paket destinasi, dan mendukung upaya promosi melalui pemberitaan yang positif.
Pemerintah menargetkan kunjungan wisman sebesar 20 juta orang dalam lima tahun ke depan dan pergerakan wisnus sebanyak 275 juta orang, serta terdongkraknya daya saing pariwisata Indonesia di tingkat dunia berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum dari 70 saat ini hingga di rangking 30 maksimal pada 2019.
Target pariwisata pada akhir 2019 juga diharapkan memberikan dampak tangible dalam bentuk sumbangan kepada PDB nasional sebesar 8 persen, devisa Rp240 triliun, dan menciptakan lapangan kerja hingga 13 juta orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Masih dibolehkan untuk membuat destination branding di masing-masing destinasi yang digunakan bersama-sama dengan branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia," kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, Selasa malam.
Ia menegaskan dalam bidang pemasaran pariwisata diharapkan seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama melakukan promosi yang lebih gencar.
Upaya penetapan "country branding" juga mutlak dilakukan selain juga melakukan diferensiasi produk.
"Kita juga harus promosi yang lebih memanfaatkan ICT namun tidak meninggalkan teknik berpromosi konvensional," katanya.
Menurut dia seluruh pemangku kepentingan juga dapat bertanggung jawab dalam mendukung pencapaian target tersebut yang akan diimplementasikan dalam program dan dukungan finansial masing-masing seperti promosi citra.
Di samping juga branding yang termasuk di dalamnya upaya menyiapkan peraturan yang mendukung pariwisata hingga memfasilitasi kegiatan promosi sesuai budget yang dialokasikan.
Promosi citra daerah dan Indonesia, kata dia, bisa dengan menggunakan minal 20 persen branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, serta maksimal 80 persen branding destinasi, promosi paket-paket destinasi, dan mendukung upaya promosi melalui pemberitaan yang positif.
Pemerintah menargetkan kunjungan wisman sebesar 20 juta orang dalam lima tahun ke depan dan pergerakan wisnus sebanyak 275 juta orang, serta terdongkraknya daya saing pariwisata Indonesia di tingkat dunia berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum dari 70 saat ini hingga di rangking 30 maksimal pada 2019.
Target pariwisata pada akhir 2019 juga diharapkan memberikan dampak tangible dalam bentuk sumbangan kepada PDB nasional sebesar 8 persen, devisa Rp240 triliun, dan menciptakan lapangan kerja hingga 13 juta orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014