Jakarta (Antara Bali) - Peneliti Dewan Nasional Perubahan Iklim Dr Agus
Supangat mengatakan jumlah emisi gas rumah kaca semakin mengkhawatirkan
sehingga memicu pemanasan global yang akan menyebabkan kerusakan iklim.
"Sejak 800 ribu tahun terakhir emisi gas rumah kaca saat ini berada pada tingkat tertinggi di mana konsentrasi gas karbon dioksida lebih tinggi 40 persen dibanding masa praindustri," kata Koordinator Divisi Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan DNPI Agus Supangat di Jakarta, Sabtu.
Menurut Agus, jika tidak ada upaya serius mengurangi emisi gas rumah kaca, suhu global akan cenderung meningkat lebih dari dua derajat Celcius pada abad berikutnya bahkan dapat mencapai lima derajat Celcius.
Akibatnya akan terjadi beberapa kejadian ekstrem seperti gelombang panas dan hujan deras di mana intensitasnya diperkirakan akan meningkat pada beberapa dekade mendatang, kata dia.
Ia mengatakan tinggi permukaan laut global diperkirakan akan terus meningkat mencapai 0,26-0,81 meter pada akhir abad ini.
Menurut dia, proses pemanasan global didominasi oleh masuknya energi panas ke lautan mencakup kurang lebih 90 persen dari total pemanasan sehingga laut akan semakin hangat.
"Jika pengurangan emisi gas rumah kaca tidak segera dihentikan akan terjadi perubahan iklim yang memicu sejumlah kerusakan alam," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sejak 800 ribu tahun terakhir emisi gas rumah kaca saat ini berada pada tingkat tertinggi di mana konsentrasi gas karbon dioksida lebih tinggi 40 persen dibanding masa praindustri," kata Koordinator Divisi Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan DNPI Agus Supangat di Jakarta, Sabtu.
Menurut Agus, jika tidak ada upaya serius mengurangi emisi gas rumah kaca, suhu global akan cenderung meningkat lebih dari dua derajat Celcius pada abad berikutnya bahkan dapat mencapai lima derajat Celcius.
Akibatnya akan terjadi beberapa kejadian ekstrem seperti gelombang panas dan hujan deras di mana intensitasnya diperkirakan akan meningkat pada beberapa dekade mendatang, kata dia.
Ia mengatakan tinggi permukaan laut global diperkirakan akan terus meningkat mencapai 0,26-0,81 meter pada akhir abad ini.
Menurut dia, proses pemanasan global didominasi oleh masuknya energi panas ke lautan mencakup kurang lebih 90 persen dari total pemanasan sehingga laut akan semakin hangat.
"Jika pengurangan emisi gas rumah kaca tidak segera dihentikan akan terjadi perubahan iklim yang memicu sejumlah kerusakan alam," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014