Denpasar (Antara Bali) - Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) wilayah Bali, I Gusti Bagus Puspanegara mengatakan, penyakit tuber culosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang menakutkan, karena banyak merenggut korban jiwa.
"Korban tidak hanya menderita dalam waktu yang lama dan mengenaskan, namun penyakit itu menyebabkan kematian," kata Ketua I Gusti Bagus Puspanegara di Tabanan, Bali, Kamis.
Ketika membuka Rapat Koordinasi (Rakor) XII PPTI seluruh Bali, Ia mengatakan, di Indonesia penyakit tersebut menduduki urutan keempat sebagai negara penyumbang penderita TBC terbanyak dunia setelah India, Tiongkok dan Afrika Selatan.
Menurut versi WHO. realita itu sebuah pekerjaan rumah besar bagi semua pihak untuk memecahkannya.
I Gusti Bagus Puspanegara menjelaskan, meskipun dunia kesehatan sudah semakin maju, namun belum bisa menyentuh sampai ke daerah pelosok.
Hal ini mengakibatkan angka penderita TBC masih banyak di Indonesia. PPTI sudah berupaya melakukan berbagai penyuluhan, pendampingan kepada pasien hingga merujuk para pasien ke rumah sakit demi mendapatkan pertolongan.
Upaya tersebut merupakan langkah nyata PPTI, betapa seriusnya dalam mengatasi penyebaran TBC. Namun, terkadang dana bisa juga sedikit menghambat upaya yang akan dilakukan.
"Melalui rakor ini, saya berharap kinerja para anggota lebih bisa ditingkatkan, sehingga sedikit demi sedikit penyakit TBC dapat dikurangi. Bahkan sebisanya menjadikan masyarakat Bali agar terbebas dari penyakit TBC," ungkapnya.
I Gusti Bagus Puspanegara menambahkan, upaya penanggulangan TB makin berat, dengan adanya penderita TB kebal serta merabakknya HIV/AIDS.
Menghadapi penderita TB kebal obat serta pencegahan, memerlukan biaya tinggi dan pemantauan serta pendampingan ketat.
Jika tidak, akan menularkan kuman TB yang resisten. HIV/AIDS menyebabkan menurunnya kekebalan seseorang sehingga mudah terkena TB, jelasnya. (MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Korban tidak hanya menderita dalam waktu yang lama dan mengenaskan, namun penyakit itu menyebabkan kematian," kata Ketua I Gusti Bagus Puspanegara di Tabanan, Bali, Kamis.
Ketika membuka Rapat Koordinasi (Rakor) XII PPTI seluruh Bali, Ia mengatakan, di Indonesia penyakit tersebut menduduki urutan keempat sebagai negara penyumbang penderita TBC terbanyak dunia setelah India, Tiongkok dan Afrika Selatan.
Menurut versi WHO. realita itu sebuah pekerjaan rumah besar bagi semua pihak untuk memecahkannya.
I Gusti Bagus Puspanegara menjelaskan, meskipun dunia kesehatan sudah semakin maju, namun belum bisa menyentuh sampai ke daerah pelosok.
Hal ini mengakibatkan angka penderita TBC masih banyak di Indonesia. PPTI sudah berupaya melakukan berbagai penyuluhan, pendampingan kepada pasien hingga merujuk para pasien ke rumah sakit demi mendapatkan pertolongan.
Upaya tersebut merupakan langkah nyata PPTI, betapa seriusnya dalam mengatasi penyebaran TBC. Namun, terkadang dana bisa juga sedikit menghambat upaya yang akan dilakukan.
"Melalui rakor ini, saya berharap kinerja para anggota lebih bisa ditingkatkan, sehingga sedikit demi sedikit penyakit TBC dapat dikurangi. Bahkan sebisanya menjadikan masyarakat Bali agar terbebas dari penyakit TBC," ungkapnya.
I Gusti Bagus Puspanegara menambahkan, upaya penanggulangan TB makin berat, dengan adanya penderita TB kebal serta merabakknya HIV/AIDS.
Menghadapi penderita TB kebal obat serta pencegahan, memerlukan biaya tinggi dan pemantauan serta pendampingan ketat.
Jika tidak, akan menularkan kuman TB yang resisten. HIV/AIDS menyebabkan menurunnya kekebalan seseorang sehingga mudah terkena TB, jelasnya. (MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014