Denpasar (Antara Bali) - Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara menanggung biaya perawatan bagi anak-anak yang terlahir dengan cacat bawaan, dengan harapan dapat membantu meringankan beban keluarga mereka.

"Kami harapkan masyarakat tidak ragu-ragu untuk memanfaatkan program ini agar putra-putri dapat kembali sehat menatap masa depan," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali Dewa Made Mahendra Putra, di Denpasar, Rabu.

Ia mengemukakan, perluasan layanan kesehatan JKBM untuk mereka yang terlahir dengan cacat bawaan seperti hidrocepalus, tanpa anus dan tanpa saluran kencing itu sudah berlaku sejak April 2013.

"Hingga sekarang, JKBM telah memberi pertanggungan bagi puluhan anak yang terlahir dengan cacat bawaan," ujarnya.

Berdasarkan data dari RSUP Sanglah, sepanjang 2013 sajaada sejumlah anak yang penderita hidrocepalus terbantu program JKBM. Mereka antara lain Kadek Aldi Artawan, Kadek Citra Paramita Dewi, Kadek Krisna Amerta, Kadek Dian Cahya, Putu Nanda Praditya, Wayan Wedana, Ayu Mas Arya Diana dan Ketut Tegar Bayu Saputra. Sedangkan untuk 2014, sudah tercatat 21 anak penderita penyakit dengan gejala kepala membesar tertanggung JKBM.

Sementara untuk bayi yang lahir tanpa anus, program ini sepanjang 2014 telah membantu sejumlah balita antara lain bayi Sri Lestari yang lahir di RSUD Klungkung. Selanjutnya ada Ni Putu Novita Agraeni, Dini Siti Khadijah, Viola Dwi Calista.

JKBM juga meringankan beban balita yang menderita kelainan pada saluran kencing (hypospadia). Hingga pertengahan 2014, JKBM sudah memberi layanan bagi empat anak penderita hypospadia. Sedangkan tahun sebelumnya, JKBM juga telah membantu tujuh anak dengan kasus serupa.

Dewa Mahendra menegaskan, perluasan layanan ini bertujuan meringankan beban keluarga kurang beruntung yang mempunyai anak dengan cacat bawaan. Hal ini mengingat biaya perawatan yang harus dikeluarkan cukup besar. Apalagi, sebagian dari mereka lahir di tengah-tengah keluarga kurang mampu.

"Dengan tanggungan JKBM, penanganan kami harapkan dapat dilakukan lebih cepat sehingga tak memperpanjang penderitaan anak-anak tersebut. Melalui terobosan ini, mereka kami harapkan tumbuh lebih optimal untuk menatap masa depan dan menjadi generasi penerus harapan bangsa," katanya.

Menurut dia, kendala ekonomi jangan lagi dijadikan alasan untuk membiarkan anak-anak tersebut terpuruk dalam derita yang tak berkesudahan.

Dewa Mahendra menambahkan, bahwa pertanggungan diberikan secara penuh selama proses penyembuhan anak-anak tersebut. Selain itu, dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan dalam upaya penyembuhan mereka. (MFD)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Mayolus Fajar Dwiyanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014