Singaraja (Antara Bali) - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana siap mengkoordinasikan peningkatan dan pelebaran beberapa ruas jalan jurusan Denpasar-Singaraja yang tidak lagi mampu menampung dinamika pertumbuhan transportasi dan mobilitas penduduk.
"Kami siap mengkoordinasikan dengan pihak Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Pusat terkait program peningkatan dan pelebaran ruas jalan negara paling vital tersebut," ujar Bupati Putu Agus Suradnyana dihadapan rombongan humas dan pimpinan media massa se Bali di Singaraja, Rabu.
Pimpinan media yang hadir antara lain Kepala Biro Perum LKBN Antara Bali I Made Tinggal Karyawan, Pimpinan Redaksi (Pimred) SKH Fajar Bali, Emanuel Dewata Oja (Edo), Pimred Koran Metro, Suta Sastradinata, Pimred Warta Bali Dwikora Putra, Pimred Bali Tribun, Pujastana, Pimred Pos Bali Suyadnya dan lainnya.
Ia menjelaskan, ruas jalan Denpasar-Buleleng melalui Kintamani dan ruas jalan Denpasar -Buleleng melalui Bedugul kondisinya memang memprihatinkan, karena sangat sempit dan berliku-liku.
Kondisi tersebut sangat rawan mengundang kecelakaan saat mobil truk saling berpapasan, selain juga waktu tempuh menjadi sangat lama terutama saat arus lalu lintas padat," ujarnya.
Ia menjelaskan melalui koordinasi, diharapkan akan dicapai kesepakatan dalam pembiayaan misalnya Pemkab Buleleng menganggarkan berapa, demikian juga Pemprov Bali dan Pusat, menganggarkan berapa, sehingga peningkatan dan pelebaran jalan bisa dilakukan untuk membantu masyarakat.
Pemkab Bulelang, kata Bupati Putu Agus Suradnyana asal Banyuatis kader PDIP ini, memang sedang menguatkan program di segala lini terutama masalah jalan sedang terus diperbaiki dengan hotmik dan bahkan ada dengan beton yang biayanya lebih mahal, namun lebih terjamin kekuatannya.
Ia menjelaskan jalan yang dihotmik biasanya umurnya tujuh tahun dan harus diperbaiki lagi. Karena itu masalah penyelesaian perbaikan infrastruktur jalan dipercepat harus selesai tiga tahun sudah berlangsung tahun ini dilanjutkan tahun depan dan tahun depannya lagi.
"Dengan demikian sebelum jalan rusak dalam batas tempo tujuh tahun, akan ada sisa waktu empat tahun tidak lagi perlu mengurus jalan tetapi akan mengurus rehab pasar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, beberapa ruas jalan di Buleleng yang hancur sudah diperbaiki, demikian juga infrastruktur jalan desa terus diperbaiki secara bertahap.
"Kalau jalan jalan ini sudah selesai baru bebas melakukan simakrama, karena saat simakrama masyarakat kan banyak permintaan karena itu akan lebih bagus fokus dulu bangun jalan," demikian Suradnyana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami siap mengkoordinasikan dengan pihak Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Pusat terkait program peningkatan dan pelebaran ruas jalan negara paling vital tersebut," ujar Bupati Putu Agus Suradnyana dihadapan rombongan humas dan pimpinan media massa se Bali di Singaraja, Rabu.
Pimpinan media yang hadir antara lain Kepala Biro Perum LKBN Antara Bali I Made Tinggal Karyawan, Pimpinan Redaksi (Pimred) SKH Fajar Bali, Emanuel Dewata Oja (Edo), Pimred Koran Metro, Suta Sastradinata, Pimred Warta Bali Dwikora Putra, Pimred Bali Tribun, Pujastana, Pimred Pos Bali Suyadnya dan lainnya.
Ia menjelaskan, ruas jalan Denpasar-Buleleng melalui Kintamani dan ruas jalan Denpasar -Buleleng melalui Bedugul kondisinya memang memprihatinkan, karena sangat sempit dan berliku-liku.
Kondisi tersebut sangat rawan mengundang kecelakaan saat mobil truk saling berpapasan, selain juga waktu tempuh menjadi sangat lama terutama saat arus lalu lintas padat," ujarnya.
Ia menjelaskan melalui koordinasi, diharapkan akan dicapai kesepakatan dalam pembiayaan misalnya Pemkab Buleleng menganggarkan berapa, demikian juga Pemprov Bali dan Pusat, menganggarkan berapa, sehingga peningkatan dan pelebaran jalan bisa dilakukan untuk membantu masyarakat.
Pemkab Bulelang, kata Bupati Putu Agus Suradnyana asal Banyuatis kader PDIP ini, memang sedang menguatkan program di segala lini terutama masalah jalan sedang terus diperbaiki dengan hotmik dan bahkan ada dengan beton yang biayanya lebih mahal, namun lebih terjamin kekuatannya.
Ia menjelaskan jalan yang dihotmik biasanya umurnya tujuh tahun dan harus diperbaiki lagi. Karena itu masalah penyelesaian perbaikan infrastruktur jalan dipercepat harus selesai tiga tahun sudah berlangsung tahun ini dilanjutkan tahun depan dan tahun depannya lagi.
"Dengan demikian sebelum jalan rusak dalam batas tempo tujuh tahun, akan ada sisa waktu empat tahun tidak lagi perlu mengurus jalan tetapi akan mengurus rehab pasar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, beberapa ruas jalan di Buleleng yang hancur sudah diperbaiki, demikian juga infrastruktur jalan desa terus diperbaiki secara bertahap.
"Kalau jalan jalan ini sudah selesai baru bebas melakukan simakrama, karena saat simakrama masyarakat kan banyak permintaan karena itu akan lebih bagus fokus dulu bangun jalan," demikian Suradnyana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014