Denpasar (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengutamakan strategi deradikalisasi untuk menangkal bahaya paham radikal, termasuk gerakan Negara Islam untuk Suriah dan Irak (ISIS) yang dikhawatirkan merasuki mahasiswa dan generasi muda.

"Semua pendekatan kami gunakan. Yang potensial kami gunakan `soft approach` melalui budaya di samping penegakan hukum," kata Kepala BNPT Saud Usman Nasution di sela-sela dialog menangkal bahaya terorisme dan paham radikal ISIS di Gedung Korem 163/Wirasatya di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, deradikalisasi merupakan upaya penanganan terhadap kelompok radikal agar menjadi tidak radikal.

"Usaha ini ditujukan bagi mereka yang sudah terlibat kegiatan terorisme, organisasi radikal, maupun masyarakat umum agar tidak menjadi radikal dan jauh dari terorisme," ucapnya.

Untuk itu pihaknya mengajak semua komponen masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa dan generasi muda untuk ikut bergabung menangkal bahaya paham radikal dan terorisme itu.

Selain dari kelompok masyarakat yang rentan terhadap terorisme dan mantan terorisme, dialog penangggulangan bahaya ISIS dan terorisme juga gencar dilakukan kepada tokoh agama dan masyarakat.

Saud menambahkan bahwa upaya "soft approach" itu tidak berhenti pada satu titik tersebut tetapi juga "hard approach" melalui penegakan hukum.

"Pendekatan penegakan hukum konsisten dan ada juga pendekatn `soft` yakni deradikaliasasi melalui rehabilitasi mantan teroris dan re-edukasi yang potensial terpengaruh terosisme seperti remaja dan masyarakat umum," ucapnya.

Selama beberapa hari terkahir, BNPT gencar melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bahaya ISIS dan terorisme di Bali.

Hal ini mengingat Pulau Dewata sempat dua kali terkena imbas terorisme dengan adanya peristiwa tragis Bom Bali I tahun 2012 dan Bom Bali II tahun 2005.

Sebelumnya sosialisasi dan pencegahan bahaya ISIS dan terorisme itu digelar di Universitas Udayana, alumni resimen mahasiswa Bali dan masyarakat umum. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014