Badung (Antara Bali) - Bupati Badung Anak Agung Gde Agung membuka 100 hektare sawah sebagai lahan pertanian baru di Subak Pangsut Sari Petang, Desa Belok Sidan, Petang, Senin.

"Keberhasilan pembuatan terowongan tradisional sepanjang 7,966 meter ini merupakan wujud terbangunnya sinergitas lingkup SKPD (satuan kerja perangkat daerah) seperti Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Pertanian serta masyarakat Subak Pangsut Sari dalam upaya pembangunan sektor pertanian berkelanjutan di Kabupaten Badung," kata Gde Agung usai peresmian pembukaan sawah baru tersebut di Badung, Senin.

Ia mengaku akan terus mendorong segenap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung untuk berinovasi, terutama dalam merespons dinamika pembangunan dengan program konkret yang berorientasi pada hasil di berbagai bidang.

Di sektor pertanian, katanya, terus didorong dalam upaya peningkatan produksi pangan, tidak saja dilakukan dengan instensifikasi, tetapi juga diupayakan ekstensifikasi pada sektor pertanian dengan membuka lahan pertanian baru.

Terobosan itu, katanya, selain menjawab tantangan, sekaligus isu alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat pesatnya pembangunan sarana prasarana akomodasi pariwisata, pembukaan lahan sawah baru itu diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi beras dalam rangka program ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Badung.

"Kegiatan ini sekaligus pula merupakan bentuk dukungan Pemkab Badung dalam rangka mendukung program nasional peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di atas lima persen. Sementara di Kabupaten Badung selama ini secara berturut turut berhasil meraih penghargaan P2BN sejak tahun 2009," ujarnya.

Usai meresmikan Pura Ulun Swi dan terowongan sepanjang 7,96 kilometer, Bupati Gde Agung menyumbang dana sebesar Rp50 juta.

Kadis Bina Marga Ida Bagus Surya Suamba didampingi Kabid Pengairan Anak Agung Gde Dalem mengatakan pembuatan terowongan sepanjang hampir delapan kilometer itu untuk menaikkan air tukad Bangkung menuju rencana lokasi percetakan sawah baru seluas 100 hektare lebih.

"Kegiatan pembuatan terowongan ini menindaklanjuti kebijakan Bapak Bupati dalam rangka pelestarian sektor pertanian melalui pembukaan lahan pertanian baru guna mengimbangi terjadinya alih fungsi lahan pertanian," ujarnya.

Surya Suamba juga menjelaskan kegiatan pembuatan terowongan itu dimulai sejak 2010 dilakukan secara bertahap, sedangkan pembiayaan pembuatan terowongan bersumber dari penyisihan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) sebesar 1,025 miliar, serta swadaya masyarakat sebesar Rp378 juta.

Dalam Tahun Anggaran 2014, telah dirancang untuk membangun bendungan dengan dana Rp2,6 miliar serta saluran induk yang membagi air ke petak sawah senilai Rp1,9 miliar sehingga pada akhir 2014, sawah baru sudah bisa berproduksi. (WDY)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014