Denpasar (Antara Bali) - Wisatawan Prancis dan Jerman yang tergabung dalam "Bali a Velo Group" merasa terkesan menyaksikan pementasan Balet Ramayana di Jero Pengaji Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, sambil menikmati suguhan makan malam.
Dewa Rai Budiasa, penglingsir (tokoh) Jero Pengaji Payangan di Gianyar, Jumat mengatakan tamu yang khusus datang menyaksikan kesenian Bali dan jamuan makam malam dalam suasana pedesaan itu, merupakan grup perdana yang dikirim oleh agen perjalanan dengan anggota rombongan tidak hanya dari Prancis, tetapi juga dari Jerman "Bali a Velo Group".
"Kami sangat kagum atas penerimaan oleh keluarga Dewa Rai Budiasa dengan sajian kesenian yang autentik dan makanan khas Bali yang dikemas sedemikian rupa sehingga merupakan malam istimewa buat kami," tutur A. Tuegouet, pimpinan rombongan itu.
Para tamu yang diantar dalam jamuan makan malam itu semua mengaku puas, dan direncanakan pada tahun 2015 agen ini akan memboyong 2.000 wisman dari Amerika dan Kanada serta memasukkan kunjungan makan malam di Jero Pengaji Payangan dalam jadwal reguler.
Di samping itu, A. Tuegouet mengaku sangat menghargai upaya keluarga ini yang berinisiatif melakukan kegiatan kebudayaan di tengah besarnya arus globalisasi, masih ada yang mampu mempertahankan budaya yang sangat adi luhung ini.
"Adapun makanan yang menjadi kesukaan mereka (turis asing-red) adalah sate lilit ayam betutu, ares dan plecing kacang panjang yang dihidangkan sedemikian rupa dalam suasana pedesaan," kata Dewa Rai Budiasa.
Sayur ares yang dibuat dari bahan baku batang pisang muda, direbus diisi bumbu khas daerah ini salah satu yang unik dan tidak pernah disaksikan kecuali di Bali dan makanan itu cukup digemari, hampir semua tamunya mencicipinya.
Dewa Rai mengatakan, sebagai penutup dalam jamuan tersebut, tamunya disuguhi makanan khas berupa jajan pasung khas Payangan yang dibuat dari beras ketan dicampur kelapa diparut, diisi gula Bali (aren) ternyata disenangi para wisatawan.
Dewa Rai Budiasa mengatakan, ia bersama adiknya Dewa Putra Diasa mengelola tim kesenian ini di bawah naungan Yayasan Yasa Putra Sedana yang dipimpin bersama, karena merasa terpanggil untuk melestarikan seni budaya Bali.
Usaha itu berkembang, berbekalkan pengalaman sebagai staf Kebudayaan KBRI Bonn Jerman Barat dan Paris Prancis dua kakak beradik Dewa Rai Budiasa dan Dewa Putra Diasa tentu dengan harapan turis Eropa lebih banyak ke Bali.
Sesuai catatan Dinas Pariwisata Bali menyebutkan, kedatangan turis Eropa ke daerah ini selama 2014 hingga Agustus sebanyak 493.973 orang, sebanyak 88.516 orang di antaranya wisatawan asal Prancis, dan pelancong Jerman 66.425 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Dewa Rai Budiasa, penglingsir (tokoh) Jero Pengaji Payangan di Gianyar, Jumat mengatakan tamu yang khusus datang menyaksikan kesenian Bali dan jamuan makam malam dalam suasana pedesaan itu, merupakan grup perdana yang dikirim oleh agen perjalanan dengan anggota rombongan tidak hanya dari Prancis, tetapi juga dari Jerman "Bali a Velo Group".
"Kami sangat kagum atas penerimaan oleh keluarga Dewa Rai Budiasa dengan sajian kesenian yang autentik dan makanan khas Bali yang dikemas sedemikian rupa sehingga merupakan malam istimewa buat kami," tutur A. Tuegouet, pimpinan rombongan itu.
Para tamu yang diantar dalam jamuan makan malam itu semua mengaku puas, dan direncanakan pada tahun 2015 agen ini akan memboyong 2.000 wisman dari Amerika dan Kanada serta memasukkan kunjungan makan malam di Jero Pengaji Payangan dalam jadwal reguler.
Di samping itu, A. Tuegouet mengaku sangat menghargai upaya keluarga ini yang berinisiatif melakukan kegiatan kebudayaan di tengah besarnya arus globalisasi, masih ada yang mampu mempertahankan budaya yang sangat adi luhung ini.
"Adapun makanan yang menjadi kesukaan mereka (turis asing-red) adalah sate lilit ayam betutu, ares dan plecing kacang panjang yang dihidangkan sedemikian rupa dalam suasana pedesaan," kata Dewa Rai Budiasa.
Sayur ares yang dibuat dari bahan baku batang pisang muda, direbus diisi bumbu khas daerah ini salah satu yang unik dan tidak pernah disaksikan kecuali di Bali dan makanan itu cukup digemari, hampir semua tamunya mencicipinya.
Dewa Rai mengatakan, sebagai penutup dalam jamuan tersebut, tamunya disuguhi makanan khas berupa jajan pasung khas Payangan yang dibuat dari beras ketan dicampur kelapa diparut, diisi gula Bali (aren) ternyata disenangi para wisatawan.
Dewa Rai Budiasa mengatakan, ia bersama adiknya Dewa Putra Diasa mengelola tim kesenian ini di bawah naungan Yayasan Yasa Putra Sedana yang dipimpin bersama, karena merasa terpanggil untuk melestarikan seni budaya Bali.
Usaha itu berkembang, berbekalkan pengalaman sebagai staf Kebudayaan KBRI Bonn Jerman Barat dan Paris Prancis dua kakak beradik Dewa Rai Budiasa dan Dewa Putra Diasa tentu dengan harapan turis Eropa lebih banyak ke Bali.
Sesuai catatan Dinas Pariwisata Bali menyebutkan, kedatangan turis Eropa ke daerah ini selama 2014 hingga Agustus sebanyak 493.973 orang, sebanyak 88.516 orang di antaranya wisatawan asal Prancis, dan pelancong Jerman 66.425 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014