Negara (Antara Bali) - Pengelola SPBU di Kabupaten Jembrana usul pengumuman kenaikan harga BBM dilakukan mendadak, untuk mengurangi antrian dan peluangpenimbunan.
"Kalau bisa, begitu diumumkan saat itu juga otomatis harga naik. Kalau nunggu sampai 24 jam, misalnya, antrian panjang bisa terjadi, selain itu ada kecurigaan penimbunan terhadap kami maupun konsumen," kata I Gusti Putu Sudiasa, salah seorang pengelola SPBU di Kota Negara, Kamis.
Selain pengumuman yang mendadak dan langsung berlaku, ia mengatakan, pasokan yang stabil dari Pertamina, juga akan memperlancar pelayanan terhadap konsumen.
Menurutnya, dengan sistem dan besaran pasokan seperti saat ini, ia optimis antrian panjang bisa dikurangi, karena pihaknya memiliki bak penampungan yang cukup besar.
Ia mengungkapkan, SPBU yang ia kelola, memiliki bak penampungan 50 ton untuk premium, 60 ton solar dan 10 ton pertamax.
"Pada prinsipnya kami siap jika pemerintah menaikkan harga BBM. Selaku pengelola kami sudah menyiapkan sistem dan jalur jika terjadi antrian," kata Iskandar Alfan, pengelola SPBU lainnya.
Ia mengaku, SPBU tempatnya bekerja mendapatkan pasokan antara 8 ton hingga 16 ton, tergantung jumlah pembeli setiap hari.
Dua pengurus SPBU ini juga memprediksi, jika kenaikan BBM jenis premium cukup tinggi, pembeli bisa berpindah ke pertamax, jika selisih harganya tidak terlalu besar.
Mereka juga mengaku, diajak pihak kepolisian untuk berkoordinasi, terkait pengamanan SPBU saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kalau bisa, begitu diumumkan saat itu juga otomatis harga naik. Kalau nunggu sampai 24 jam, misalnya, antrian panjang bisa terjadi, selain itu ada kecurigaan penimbunan terhadap kami maupun konsumen," kata I Gusti Putu Sudiasa, salah seorang pengelola SPBU di Kota Negara, Kamis.
Selain pengumuman yang mendadak dan langsung berlaku, ia mengatakan, pasokan yang stabil dari Pertamina, juga akan memperlancar pelayanan terhadap konsumen.
Menurutnya, dengan sistem dan besaran pasokan seperti saat ini, ia optimis antrian panjang bisa dikurangi, karena pihaknya memiliki bak penampungan yang cukup besar.
Ia mengungkapkan, SPBU yang ia kelola, memiliki bak penampungan 50 ton untuk premium, 60 ton solar dan 10 ton pertamax.
"Pada prinsipnya kami siap jika pemerintah menaikkan harga BBM. Selaku pengelola kami sudah menyiapkan sistem dan jalur jika terjadi antrian," kata Iskandar Alfan, pengelola SPBU lainnya.
Ia mengaku, SPBU tempatnya bekerja mendapatkan pasokan antara 8 ton hingga 16 ton, tergantung jumlah pembeli setiap hari.
Dua pengurus SPBU ini juga memprediksi, jika kenaikan BBM jenis premium cukup tinggi, pembeli bisa berpindah ke pertamax, jika selisih harganya tidak terlalu besar.
Mereka juga mengaku, diajak pihak kepolisian untuk berkoordinasi, terkait pengamanan SPBU saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014