Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 94 sekolah dari tingkat dasar hingga menengah atas dan kejuruan di Bali telah menerapkan program pendidikan inklusif bagi anak didik berkebutuhan khusus di sekolah reguler.

"Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan di sekolah inklusif sebanyak 1.067 siswa yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali TIA Kusma Wardhani dalam Sosialisasi Pendidikan Inklusif di Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Senin.

Menurut dia, 94 sekolah tersebut terdiri dari tingkat sekolah dasar sebanyak 42 sekolah, SMP (29), SMA (14), dan SMK (9).

Dia menjelaskan bahwa siswa inklusif tersebut paling banyak berada di Kota Denpasar sebanyak 442 siswa, Kabupaten Badung (77), Kabupaten Gianyar (69), Kabupaten Klungkung (120), Kabupaten Bangli (47), Kabupaten Karangasem (77), Kabupaten Buleleng (116), Kabupaten Tabanan (104), dan Kabupaten Jembrana (15).

Meski masih dalam tahap persiapan, namun ia mengaku bahwa sekolah di Pulau Dewata telah siap melaksanakan pendidikan inklusif itu bahkan pihaknya telah melatih guru pembimbing khusus yang berasal dari guru Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Bali.

"Sampai saat ini sudah dilatih 103 guru mulai tahun 2010 yang bertugas mendampingi pelaksanaan layanan pendidikan inklusif di sekolah reguler," ucapnya.

Pendidikan inklusif merupakan layanan penyelenggaraan pendidikan dengan anak-anak berkebutuhan khusus diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan secara bersama di sekolah reguler dengan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak itu.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Ketut Wija yang menyampaikan sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah melaksanakan layanan pendidikan semua anak sekolah termasuk anak-anak berkebutuhan khusus yakni dalam pendidikan pada SLB dan layanan khusus sebagai program prioritas.

Pemprov Bali memiliki sekolah layanan khusus yakni SMAN Bali Mandara yang diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin yang memiliki kecerdasan dan prestasi yang didirikan tahun 2011.

"Tahun 2014 telah dibangun SMK Negeri Bali Mandara yang mulai tahun pelajaran 2015/2016 akan menerima peserta didik baru yang juga berasal dari keluarga miskin," katanya.

Sementara itu terkait sosialisasi pendidikan inklusif kepada para guru dan instansi terkait itu, Pastika mengharapkan agar tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam pendidikan inkkusif dan sarana prasarana pendukung pendidikan inklusif. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014