Denpasar (Antara Bali) -Perajin Bali cukup kreatif dalam menciptakan barang jenis baru dalam memenuhi permintaan pasar ekspor, seperti halnya matadagangan berupa jenis burung berbahan baku kayu dan bahan dari beton.

"Ekspor burung berbahan baku dari kayu sudah lumrah dari Bali, tetapi mulai diperdagangkan burung yang dibuat dari beton dengan kerangka besi di dalamnya ke Amerika dan Perancis," kata perajin sekaligus pengusaha, I Made Juwata di Denpasar Minggu.

Burung dari beton dibuat sedemikian rupa, dengan warna sesuai burung aslinya di alam dalam jumlah tertentu dimanfaatkan sebagai hiasan yang ditaruh sebagai pelengkap tanaman di Taman rumah maupun perkantoran.

Pria yang memiliki sekitar 35 pekerja di bengkel kerjanya, memproduksi berbagai jenis burung dari beton antara lain berupa burung kokokan, bangau dan garuda ternyata laku terjual dalam jumlah sesuai pesanan yang diterimanya.

Burung yang diproduksi sudah lama diekspor ke Belanda, Italia, Jerman maupun ke Amerika Serikat, dan mitra bisnisnya dari masing-masing negara selalu meminta dikirimi aneka burung satu kontainer setiap bulan.

"Kami belum bisa memenuhi semua permintaan konsumen, mengingat permodalan dan tenaga kerja terbatas," tutur Made Jiwata, sambil menyebutkan bahwa pihaknya tidak saja mengekspor juga memperdagangkan secara antarpulau.

Selain burung dari beton, perajin Bali, kini banyak membuat aneka jenis burung dari bahan baku kayu sehingga banyak diterbangkan ke AS dalam memenuhi permintaan konsumen di negeri Paman Sam tersebut.

"Kami tidak sekedar memproduksi barang sesuai selera sendiri tetapi memenuhi keinginan konsumen, dengan mengikuti mode masa kini, kata Made Sanggra, perajin kreatif dari Desa Tegalalang Kabupaten Gianyar.

Para seniman tidak lagi hanya sekedar membuat patung tradisional, tetapi lebih kontemporer seperti mainan anak-anak, aneka jenis burung seperti yang diminati pangsa pasar luar negeri terutama ke AS, Australia dan Eropa.

Burung terbang yang dibuat dari bahan baku kayu berukuran kecil hingga besar banyak diproduksi untuk memenuhi selera pasar dalam dan luar negeri, namun lebih banyak untuk ekspor, maka matadagangan itu lebih terjamin.

Kualitas matadagangan bernilai seni tersebut juga mendapat perhatian sungguh-sungguh karena sebelum kayu dibentuk dijemur dan diasapi beberapa hari agar kandungan air berkurang, sehingga awet dan tidak berjamur.

Ramai ekspor patung kayu menyebabkan perolehan devisanya mencapai 50 juta dolar AS selama Januari-Agustus 2014 hasil penjualan sebanyak 57 juta biji dari berbagai bentuk dan ukuran, demikian laporan dari Disperindag Provinsi Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014