Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo resmi menunjuk akademisi
Universitas Indonesia, Andrinof A. Chaniago sebagai Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional dalam Kabinet Kerja 2014-2019.
"Beliau adalah ahli kebijakan publik dan anggaran, Beliau juga penulis buku mengenai Gagalnya Pembangunan (Gagalnya Pembangunan: Kajian Ekonomi Politik Akar Krisis Indonesia,-red). Saya mengajak beliau agar pembangunan kita tidak gagal," kata Joko Widodo pada konfrensi pers Anggota Kabinet Kerja 2014-2019 di Jakarta, Minggu.
Andrinof menggantikan Kepala Bappenas/Menteri PPN Armida Alisjahbana yang menjabat posisi ini pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2209-2014).
Kabar Andrinof menjadi salah satu Menteri di kabinet Presiden Jokowi memang sudah santer terdengar sejak pekan lalu. Kabar itu semakin mencuat ketika Andrinof dipanggil untuk menemui Presiden Jokowi, pada Rabu (22/10), bersama para tokoh-tokoh lainnya.
Saat itu, Andrinof enggan "blak-blakan" menjelaskan pembicaraan diskusi dengan Jokowi. Dia mengatakan, pertemuannya dengan Jokowi hanya untuk menyerahkan laporan, sesuai kapasitasnya sebagai anggota Tim Transisi.
Andrinof, putera Sumatera Barat, Padang, yang lahir 3 November 1962 merupakan pengajar pada Departemen Ilmu Politik FISIP UI.
Sebagai Kepala Bappenas terpilih, kapasitas dan latar belakang Andrinof dinilai memang memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
Andrinof adalah ahli kebijakan publik dan perencanaan yang lulus dari Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dia juga pernah mengenyam pendidikan pada The National Development Courses dari Fu Hsing Kang College, Taipei, Taiwan, (2004).
Tak hanya itu, pria berkumis ini, getol berpartisipasi dalam program pendidikan pembangunan dan ekonomi, seperti beberapa pelatihan dan seminar singkat di Economic Globalization, Wuhan, China, 2007, Taiwan Economic Development and Planning, di Taipei, Taiwan, 2006, kemudian Sustainable Urban Development di Touyuan City, Taiwan, 2004, serta Conflict Mediation, di Oslo dan Troms O, Norwegia, 2003.
Andrinof yang juga aktif membantu Jokowi saat masa transisi, juga masih mengajar di FISIP UI untuk jenjang S1 dan S2.
Karya-karya Andrinof dapat dibaca di berbagai kolom media massa. Andrinof juga pernah menulis buku bertajuk "Gagalnya Pembangunan: Kajian Ekonomi Politik Akar Krisis Indonesia", yang terbit pada 2001.
Di dunia penelitian, dia bersama Guru Besar Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika, mendirikan Center for Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS) pada tahun 1999, dan mendirikan CIRUS Surveyors Group (CSG) pada 2008. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Beliau adalah ahli kebijakan publik dan anggaran, Beliau juga penulis buku mengenai Gagalnya Pembangunan (Gagalnya Pembangunan: Kajian Ekonomi Politik Akar Krisis Indonesia,-red). Saya mengajak beliau agar pembangunan kita tidak gagal," kata Joko Widodo pada konfrensi pers Anggota Kabinet Kerja 2014-2019 di Jakarta, Minggu.
Andrinof menggantikan Kepala Bappenas/Menteri PPN Armida Alisjahbana yang menjabat posisi ini pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2209-2014).
Kabar Andrinof menjadi salah satu Menteri di kabinet Presiden Jokowi memang sudah santer terdengar sejak pekan lalu. Kabar itu semakin mencuat ketika Andrinof dipanggil untuk menemui Presiden Jokowi, pada Rabu (22/10), bersama para tokoh-tokoh lainnya.
Saat itu, Andrinof enggan "blak-blakan" menjelaskan pembicaraan diskusi dengan Jokowi. Dia mengatakan, pertemuannya dengan Jokowi hanya untuk menyerahkan laporan, sesuai kapasitasnya sebagai anggota Tim Transisi.
Andrinof, putera Sumatera Barat, Padang, yang lahir 3 November 1962 merupakan pengajar pada Departemen Ilmu Politik FISIP UI.
Sebagai Kepala Bappenas terpilih, kapasitas dan latar belakang Andrinof dinilai memang memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
Andrinof adalah ahli kebijakan publik dan perencanaan yang lulus dari Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dia juga pernah mengenyam pendidikan pada The National Development Courses dari Fu Hsing Kang College, Taipei, Taiwan, (2004).
Tak hanya itu, pria berkumis ini, getol berpartisipasi dalam program pendidikan pembangunan dan ekonomi, seperti beberapa pelatihan dan seminar singkat di Economic Globalization, Wuhan, China, 2007, Taiwan Economic Development and Planning, di Taipei, Taiwan, 2006, kemudian Sustainable Urban Development di Touyuan City, Taiwan, 2004, serta Conflict Mediation, di Oslo dan Troms O, Norwegia, 2003.
Andrinof yang juga aktif membantu Jokowi saat masa transisi, juga masih mengajar di FISIP UI untuk jenjang S1 dan S2.
Karya-karya Andrinof dapat dibaca di berbagai kolom media massa. Andrinof juga pernah menulis buku bertajuk "Gagalnya Pembangunan: Kajian Ekonomi Politik Akar Krisis Indonesia", yang terbit pada 2001.
Di dunia penelitian, dia bersama Guru Besar Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika, mendirikan Center for Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS) pada tahun 1999, dan mendirikan CIRUS Surveyors Group (CSG) pada 2008. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014