Denpasar (Antara Bali) - Kebijakan Bupati Badung, Bali Anak Agung Gde Agung untuk mengembangkan wilayah Badung utara sebagai kawasan ekowisata guna membangkitkan sektor pertanian belum tergarap secara maksimal.
Ketua Gapensi Badung, Made Sujana Minggu mengatakan, hal ini terlihat dari minimnya para petani di kawasan Badung utara menggarap pengembangan ekowisata dengan baik.
Oleh sebab itu keinginan pemerintah untuk menjadikan kawasan Badung utara sebagai kawasan pertanian dan memasukkan dalam ekowisata masih memerlukan dukungan dan peranserta semua pihak.
Padahal Bupati Gede Agung telah membangun sekolah pertanian untuk menarik minat generasi muda menekuni bidang pertanian.
Made Sujana menambahkan, hal mendasar yang belum tergarap di kawasan tersebut yakni belum adanya pengawalan dan upaya memediasi antara para petani dengan penjual baik dari kualitas maupun kuantitas produk pertanian.
Mediasi itu sangat diperlukan untuk memotong proses pemasaran dari produsen ke konsumen yang mengarah pada harga sebuah produk.
"Para petani seolah olah dibiaraan berjalan sendirian mulai dari persiapan pengadaan bibit, pemelihara hingga pemasaran," ujarnya.
Subsidi dan pengawalan terhadap sektor pertanian di Badung utara oleh pemerintah mutlak dilakukan untuk menjadikan sentral pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Made Sujana menilai kebijakan untuk membankitkan sektor pertanian Badung utara akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Ketua Gapensi Badung, Made Sujana Minggu mengatakan, hal ini terlihat dari minimnya para petani di kawasan Badung utara menggarap pengembangan ekowisata dengan baik.
Oleh sebab itu keinginan pemerintah untuk menjadikan kawasan Badung utara sebagai kawasan pertanian dan memasukkan dalam ekowisata masih memerlukan dukungan dan peranserta semua pihak.
Padahal Bupati Gede Agung telah membangun sekolah pertanian untuk menarik minat generasi muda menekuni bidang pertanian.
Made Sujana menambahkan, hal mendasar yang belum tergarap di kawasan tersebut yakni belum adanya pengawalan dan upaya memediasi antara para petani dengan penjual baik dari kualitas maupun kuantitas produk pertanian.
Mediasi itu sangat diperlukan untuk memotong proses pemasaran dari produsen ke konsumen yang mengarah pada harga sebuah produk.
"Para petani seolah olah dibiaraan berjalan sendirian mulai dari persiapan pengadaan bibit, pemelihara hingga pemasaran," ujarnya.
Subsidi dan pengawalan terhadap sektor pertanian di Badung utara oleh pemerintah mutlak dilakukan untuk menjadikan sentral pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Made Sujana menilai kebijakan untuk membankitkan sektor pertanian Badung utara akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014