Washington (Antara Bali) - Pemberian antibiotik kepada hewan dapat membuat mereka menjadi lebih sakit dan dapat menyebabkan beberapa di antaranya menyebarkan lebih banyak bakteri salmonella daripada hewan yang tidak diberikan antibiotik, menurut peneliti dari Amerika Serikat pada Senin yang melakukan percobaan pada tikus.

Temuan yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan kekhawatiran baru tentang pemberian antibiotik dengan dosis rendah kepada ternak yang sehat untuk membantu mereka tumbuh dan mencegah penyakit umum, sebuah praktik yang disebut kritikus dapat memicu bakteri yang resistan terhadap obat.

Para peneliti di Stanford University School of Medicine memberikan antibiotik secara oral kepada tikus yang terinfeksi Salmonella typhimurium, bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Sekelompok kecil, yang disebut “superspreaders” karena mengeluarkan jumlah salmonella yang sangat signifikan dalam kotoran mereka selama beberapa pekan, tetap sehat. Tampaknya antibiotik atau penyakit tidak memberikan banyak pengaruh pada mereka.

“Sementara tikus lainnya bukannya lebih baik tapi malah lebih sakit dan, anehnya, mulai menyebarkan penyakit layaknya superspreaders,” menurut universitas menjelaskan tentang penelitian tersebut.

Penelitian Stanford sebelumnya menemukan bahwa pemberian antibiotik secara oral terhadap tikus non-superspreader menyebabkan peningkatan pesat pengeluaran salmonella dalam kotoran mereka.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik streptomisin pada tikus yang terinfeksi salmonella, menyebabkan sebagian besar dari mereka mulai mengeluarkan patogen tingkat tinggi baik dalam usus mereka atau pun kotoran mereka. (AFP-Antara/I018)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014