Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada Oktober 2014 sebesar 0,36 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi pada September 2014 sebesar 0,27 persen (mtm).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan laju inflasi Oktober yang lebih tinggi dibandingkan September memang sesuai dengan pola musiman, namun secara historis memang relatif lebih tinggi.

"Faktornya adalah kenaikan TDL (tarif dasar listrik) tahap II yang menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen. Sisanya lain-lain seperti biaya pendidikan, biaya tempat tinggal, dan lainnya," ujar Perry saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

Terdapat enam golongan listrik yang naik di tahap kedua per dua bulan sampai November yakni golongan I3 non listed yang kenaikannya bertahap 11,57 persen, golongan R3 kapasitas 3.500-5.000 VA yang naik bertahap 5,7 persen, golongan P2 dengan daya di atas 200 kVA yang naik 5,36 persen.

Selain itu, golongan R1 dan P3 pun juga mengalami hal serupa. Golongan RI yang berdaya 2.200 VA pun tarifnya naik 10,43 persen per dua bulan, golongan P3 naik 10,69 persen per dua bulan, dan golongan R1 dengan daya 1.300 kVA mengalami kenaikan bertahap 11,36 persen.

Secara tahunan, laju inflasi pada Oktober 2014 juga menunjukkan peningkatan yakni sebesar 4,72 persen (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4,53 persen (yoy).

Sementara itu, jika dibandingkan dengan laju inflasi bulanan pada Oktober 2013 sebesar 0,09 persen (mtm), laju inflasi Oktober tahun ini relatif jauh lebih tinggi. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014