Denpasar (Antara Bali) - Ratusan umat Hindu merayakan Hari Suci Pagerwesi yang jatuh pada Budha Keliwon, Wuku Sinta (menurut perhitungan kalender Bali), dengan melakukan persembahyangan di Pura Jagatnata, jantung Kota Denpasar, Rabu.

Sejak pukul 07.00 Wita warga di Ibu Kota Provinsi Bali itu berbondong-bondong memadati pura yang terletak di bersebelahan rumah dinas gubenur itu.

Persembahyangan tidak dilakukan secara bersamaan, tetapi dilakukan secara individu yang dipandu oleh pemangku (pemimpin ritual agama Hindu) di Pura Jagatnata tersebut.

Sebelum melakukan persembahyangan ke Pura Jagatnata, sejumlah warga biasanya mengawali persembayangan di rumahnya masing-masing.

Hari Raya Pagerwesi yang jatuh setiap enam bulan sekali (210 hari) dilakukan untuk memohon keselamatan dan keteguhan iman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama ini.

Hari Raya Pagerwesi kali ini jatuh bertepatan dengan Purnama bulan keempat (kalender Bali) sehingga sekaligus diperingati dengan melakukan pembersihan/melukat di sejumlah tempat suci seperti di Pura Tirta Empul, Pura Campuhan, Pura Sebatu, dan sejumlah tempat suci lainnya.

Wayan Sumandra warga Kabupaten Buleleng yang tinggal di Kota Denpasar melakukan persembahyanga bersama kelurganya di Pura Jagatnata.

"Kami dengan sekeluraga melakukan persembayangan di Pura Jagatnata dan nanti sore kami akan melukat (membersihkan diri) di Pura Campuhan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, berkesempatan menghadiri beberapa acara Dewa Yadnya di Kota Denpasar pada Jumat (3/10).

Upacara yadnya pertama yang di hadiri yaitu puncak Karya Melaspas Caru Rsi Gana, Mendem Panca Datu lan Piodalan Pedudusan Alit di Banjar Puseh Kangin, Desa Pekraman Intaran.

"Rangkaian upacara tersebut sudah berlangsung dari tanggal 27 September 2014 ini merupakan wujud bakti masyarakat setempat dalam melaksanakan dharma baktinya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas pembangunan sejumlah pelinggih yang sudah selesai," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Sudikerta menyerahkan bantuan sebesar Rp20 juta dan berharap acara Dewa Yadnya yang merupakan bagian dari perwujudan Palemahan "Tri Hita Karana" itu dapat menjadi penyeimbang dalam Bhuana Agung (alam semesta) dan Buana Alit (tubuh manusia). (WDY)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014