Jakarta (Antara Bali) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai
perbaikan struktural ekonomi Indonesia harus tetap menjadi prioritas
untuk membantu terciptanya stabilitas sistem keuangan yang
berkesinambungan.
"Untuk Indonesia yang paling utama kita berikan perhatian kepada upaya meningkatkan dan memperbaiki struktural ekonomi Indonesia. Fundamental ekonomi yang kita perhatikan perlu terus ditingkatkan," kata Agus saat ditemui usai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin.
Pada 2014, Agus menilai, upaya menekan defisit transaksi berjalan yang dilakukan pemerintah sudah menunjukkan hasil yang cukup positif, bahkan lebih baik dari yang diperkirakan semula.
"Perlu upaya secara teratur untuk memperbaiki transaksi berjalan yang saat ini masih defisit," kata Agus.
Melalui reformasi struktural, Agus juga meyakini upaya pengendalian laju inflasi dapat lebih terkendali dan mencapai target yang sudah dicanangkan dalam APBN.
Dalam APBN 2015 yang baru saja disahkan, target inflasi pemerintah yakni 4,4 persen, sementara itu BI memperkirakan inflasi 2015 berkisar antara 3-5 persen.
Agus menambahkan, untuk menjaga kesehatan fiskal juga perlu terus dilakukan seiring dengan defisit anggaran yang harus dikelola dengan baik pula.
Defisit anggaran dalam APBN 2015 sendiri ditargetkan mencapai 2,21 persen dari PDB atau Rp245,89 triliun.
"Hal lainnya yakni mengenai utang luar negeri. Keempat ini kebetulan sudah kita kaji dan akan kita respon untuk tunjukkan kondisi yang baik, sehingga kita harapkan bisa membantu mengatasi masalah perekonomian Indonesia," ujar Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Untuk Indonesia yang paling utama kita berikan perhatian kepada upaya meningkatkan dan memperbaiki struktural ekonomi Indonesia. Fundamental ekonomi yang kita perhatikan perlu terus ditingkatkan," kata Agus saat ditemui usai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin.
Pada 2014, Agus menilai, upaya menekan defisit transaksi berjalan yang dilakukan pemerintah sudah menunjukkan hasil yang cukup positif, bahkan lebih baik dari yang diperkirakan semula.
"Perlu upaya secara teratur untuk memperbaiki transaksi berjalan yang saat ini masih defisit," kata Agus.
Melalui reformasi struktural, Agus juga meyakini upaya pengendalian laju inflasi dapat lebih terkendali dan mencapai target yang sudah dicanangkan dalam APBN.
Dalam APBN 2015 yang baru saja disahkan, target inflasi pemerintah yakni 4,4 persen, sementara itu BI memperkirakan inflasi 2015 berkisar antara 3-5 persen.
Agus menambahkan, untuk menjaga kesehatan fiskal juga perlu terus dilakukan seiring dengan defisit anggaran yang harus dikelola dengan baik pula.
Defisit anggaran dalam APBN 2015 sendiri ditargetkan mencapai 2,21 persen dari PDB atau Rp245,89 triliun.
"Hal lainnya yakni mengenai utang luar negeri. Keempat ini kebetulan sudah kita kaji dan akan kita respon untuk tunjukkan kondisi yang baik, sehingga kita harapkan bisa membantu mengatasi masalah perekonomian Indonesia," ujar Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014