Nusa Penida (Antara Bali) - Warga Desa Pakraman Kutapang, Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang masuk wilayah Kabupaten Klungkung, menggelar ritual ngaben massal melibatkan 42 sawa (kerangka jenazah secara simbolis), Jumat.

Menara pengusungan jenazah (bade) digotong secara beramai-ramai oleh warga menyusuri laut menuju kuburan. Demikian pula kelengkapan lainnya berupa lembu dan singa diusung beramai-ramai sehingga menjadi sebuah atraksi yang unik dan penarik.

Ritual pengabebenan massal yang diiringi instrumen gemalan bertalu-talu itu mendapat perhatian dari wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di pulau terpencil, termasuk masyarakat setempat.

Ketua Panitia pengabenan massal tersebut I Made Suarta menjelaskan, sebanyak 42 sawa yang diikutsertakan dalam ritual pengabenan itu dikenakan biaya Rp10 juta/sawa.

Kebersamaan itu diharapkan bisa diteruskan oleh generasi mendatang, sekaligus rasa persatuan terus diemban serta hubungan persaudaraan semakin erat.

Ritual ngaben massal juga digelar di Desa Pakraman Semaya, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

Kegiatan itu melibatkan 24 sawa, termasuk warga setempat yang selama ini tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Persiapan dilakukan sejak enam bulan sebelumnya, setiap sawa dikenakan biaya Rp15 juta, ujar ketua panitia I Nyoman Candra.

Semua warga ikut ambil bagian dalam menyukseskan kegiatan tersebut. Bade diarak di laut merupakan salah satu warisan leluhur. Kebetulan air laut sedang surut saat ritual pengabenan tersebut.  (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Santana

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014