Denpasar (Antara Bali) - Persawahan seluas 119 hektare tanaman padi di Bali mengalami gagal panen (puso) dari total lahan pertanian yang mengalami kekeringan seluas 425,42 hektare hingga pertengahan September 2014.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Kamis mengatakan, akibat musim kemarau yang berkepanjangan itu diharapkan tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap ketahanan pangan di daerah ini.

Ia mengatakan, intensitas kekeringan itu paling luas terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng yakni 228,92 hektare, menyusul Tabanan seluas 101 hektare, Jembrana 87,5 hektare dan Kota Denpasar delapan hektare.

Lahan pertanian yang dilanda kekeringan itu tidak semuanya gagal panen, karena intensitas kekeringan yang terdiri atas intensitas ringan, sedang dan berat itu diharapkan masih bisa menghasilkan.

Namun yang tergolong puso atau gagal panen hanya tercatat 119 hektare, tersebar di Kabupate Buleleng 70 hektar dan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan 47 hektare.

Ida Bagus Wisnuardhana menambahkan, kekeringan dengan intensitas ringan, sedang dan berat jika ketersediaan air bisa terpenuhi sangat memungkinkan tanaman padi itu dapat diselamatkan.

Pihaknya terus memperbaharui data kekeringan tersebut melalui posko yang disebut Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang terdapat di tingkat desa dan kecamatan.

Informasi tentang kekeringan itu kemudian diteruskan ke tingkat kabupaten dan provinsi. Gagal panen dan kekeringan lahan pertanian itu akibat musim kemarau yang menyebabkan debit air berkurang.

Sumber air untuk pengairan irigasi yang dikelola dalam sistem pertanian tradisional bidang pertanian (subak) sepenuhnya bersumber dari air permukaan, sehingga ketika dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi hujan, maka ketersediaan air dalam tanah akan menipis.

"Memang ramalan BMKG wilayah III Denpasar yang diinformasikan ke Dinas Pertanian menyebutkan sampai Oktober nanti masih akan terjadi musim kemarau," ujarnya.

Bercermin dari hal itu kemungkinan luasan kekeringan di Bali ini akan bertambah dari data yang ada sekarang.

Pengalaman selama ini dalam menghadapi musim kemarau tahun-tahun sebelumnya kekeringan lahan pertanian di Bali rata-rata berkisar 400-an hektare, namun yang mengalami puso cenderung mengalami peningkatan.

"Gagal panen yang kini tercatat 119 hektare bisa dibilang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya," ujar Ida Bagus Wisnuardhana. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014