Gianyar (Antara Bali) - Lembaga Perkreditan Desa (LPD), lembaga keuangan di tingkat desa adat (pekraman) di Kabupaten Gianyar, Bali mempunyai aset mencapai Rp2,002 triliun.
"Nilai aset itu meningkat sebesar 29,35 persen dibandingkan akhir tahun 2012 sebesar Rp 1,548 triliun," kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Gianyar, Gede Windia Berata usai Rapat Evaluasi LPD Tahun Buku 2013 dan Sosialisasi Pararem LPD di Gianyar, Jumat.
Ia mengatakan, dari 271 desa pekraman di daerah "gudang seni" itu, 269 Desa Pekraman telah memiliki LPD, sedangkan dua Desa pekraman lainnya belum terbentuk LPD, karena tidak memiliki peraturan (awig-awig) secara tertulis.
Perkembangan LPD secara umum terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan aset, penyaluran pinjaman, menghimpun dana dari pihak ketiga, perolehan laba, dan kontribusi terhadap pembangunan.
Gede Windia Berata menambahkan, LPD berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 734,451 miliar atau meningkat 27,35 persen dari tahun sebelumnya Rp 576,718 miliar.
Deposito sebesar Rp 978,348 miliar atau meningkat 33,98 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp 730,182 miliar dan kredit yang disalurkan Rp1,4 triliun.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp66, 912 miliar. Untuk dana pembangunan desa diambil dari 20 persen dari keuntungan yang diperoleh LPD setiap tahun.
Keuntungan LPD tersebut juga disalurkan untuk dana sosial sebesar lima persen, sehingga prestasi tersebut diharapkan dapat dipertahankan di masa-masa mendatang, harap Gede Windia Berata.
Ia menambahkan, masih ada beberapa LPD yang pertumbuhannya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Phaknya selaku tim pembinan umum senantiasa melakukan pembinaan, pendampingan bagi pengurus dan pengawas LPD. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Nilai aset itu meningkat sebesar 29,35 persen dibandingkan akhir tahun 2012 sebesar Rp 1,548 triliun," kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Gianyar, Gede Windia Berata usai Rapat Evaluasi LPD Tahun Buku 2013 dan Sosialisasi Pararem LPD di Gianyar, Jumat.
Ia mengatakan, dari 271 desa pekraman di daerah "gudang seni" itu, 269 Desa Pekraman telah memiliki LPD, sedangkan dua Desa pekraman lainnya belum terbentuk LPD, karena tidak memiliki peraturan (awig-awig) secara tertulis.
Perkembangan LPD secara umum terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan aset, penyaluran pinjaman, menghimpun dana dari pihak ketiga, perolehan laba, dan kontribusi terhadap pembangunan.
Gede Windia Berata menambahkan, LPD berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 734,451 miliar atau meningkat 27,35 persen dari tahun sebelumnya Rp 576,718 miliar.
Deposito sebesar Rp 978,348 miliar atau meningkat 33,98 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp 730,182 miliar dan kredit yang disalurkan Rp1,4 triliun.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp66, 912 miliar. Untuk dana pembangunan desa diambil dari 20 persen dari keuntungan yang diperoleh LPD setiap tahun.
Keuntungan LPD tersebut juga disalurkan untuk dana sosial sebesar lima persen, sehingga prestasi tersebut diharapkan dapat dipertahankan di masa-masa mendatang, harap Gede Windia Berata.
Ia menambahkan, masih ada beberapa LPD yang pertumbuhannya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Phaknya selaku tim pembinan umum senantiasa melakukan pembinaan, pendampingan bagi pengurus dan pengawas LPD. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014