Jakarta (Antara Bali) - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada
akhir Juli 2014 tercatat sebesar 290,6 miliar dolar AS atau meningkat
5,7 miliar dolar dibandingkan posisi akhir Juni 2014.
Pertumbuhan Indonesia pada akhir Juli 2014 relatif stabil pada 10 persen (year on year/yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Juni 2014 sebesar 10,4 persen (yoy). Demikian keterangan di laman Bank Indonesia, Kamis.
Posisi ULN tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar 134,2 miliar dolar AS (46,2 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 156,4 miliar dolar AS (53,8 persen dari total ULN).
Perkembangan ULN pada Juli 2014 dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor swasta yang melambat di saat pertumbuhan ULN sektor publik tercatat sedikit meningkat.
ULN sektor swasta tumbuh 12,9 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 14,4 persen (yoy).
Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh 6,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,2 persen (yoy).
Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan posisi ULN berjangka panjang melambat, sementara ULN berjangka pendek tumbuh lebih tinggi. ULN berjangka panjang pada Juli 2014 tumbuh 9,8 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan Juni 2014 yang sebesar 11,1 persen (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 11,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 7,3 persen (yoy).
Pada Juli 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar 240,6 miliar dolar AS, atau mencapai 82,8 persen dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 128,1 miliar dolar AS atau 95,5 persen dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat 112,5 miliar dolar AS atau 71,9 persen dari total ULN swasta.
Perlambatan ULN sektor swasta pada Juli 2014 terutama didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih.
Posisi ULN pada akhir Juli 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, dan listrik, gas & air bersih (pangsa 78,3 persen terhadap total ULN swasta).
Pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan tercatat sebesar 15,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 15,8 persen (yoy).
Sementara itu, ULN sektor pertambangan dan listrik, gas & air bersih masing-masing tumbuh 2,5 persen (yoy) dan 4,2 persen (yoy), turun dibandingkan pertumbuhan Juni 2014 sebesar 7,9 persen (yoy) dan 13,8 persen (yoy).
Di sisi lain, ULN sektor keuangan tumbuh 27,7 persen (yoy), terakselerasi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 19,2% (yoy).
Bank Indonesia menyatakan akan tetap memantau perkembangan ULN dan memperkuat kebijakan pengelolaan ULN, khususnya ULN swasta.
Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makro ekonomi.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Pertumbuhan Indonesia pada akhir Juli 2014 relatif stabil pada 10 persen (year on year/yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Juni 2014 sebesar 10,4 persen (yoy). Demikian keterangan di laman Bank Indonesia, Kamis.
Posisi ULN tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar 134,2 miliar dolar AS (46,2 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 156,4 miliar dolar AS (53,8 persen dari total ULN).
Perkembangan ULN pada Juli 2014 dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor swasta yang melambat di saat pertumbuhan ULN sektor publik tercatat sedikit meningkat.
ULN sektor swasta tumbuh 12,9 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 14,4 persen (yoy).
Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh 6,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,2 persen (yoy).
Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan posisi ULN berjangka panjang melambat, sementara ULN berjangka pendek tumbuh lebih tinggi. ULN berjangka panjang pada Juli 2014 tumbuh 9,8 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan Juni 2014 yang sebesar 11,1 persen (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 11,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 7,3 persen (yoy).
Pada Juli 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar 240,6 miliar dolar AS, atau mencapai 82,8 persen dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 128,1 miliar dolar AS atau 95,5 persen dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat 112,5 miliar dolar AS atau 71,9 persen dari total ULN swasta.
Perlambatan ULN sektor swasta pada Juli 2014 terutama didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih.
Posisi ULN pada akhir Juli 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, dan listrik, gas & air bersih (pangsa 78,3 persen terhadap total ULN swasta).
Pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan tercatat sebesar 15,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 15,8 persen (yoy).
Sementara itu, ULN sektor pertambangan dan listrik, gas & air bersih masing-masing tumbuh 2,5 persen (yoy) dan 4,2 persen (yoy), turun dibandingkan pertumbuhan Juni 2014 sebesar 7,9 persen (yoy) dan 13,8 persen (yoy).
Di sisi lain, ULN sektor keuangan tumbuh 27,7 persen (yoy), terakselerasi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 19,2% (yoy).
Bank Indonesia menyatakan akan tetap memantau perkembangan ULN dan memperkuat kebijakan pengelolaan ULN, khususnya ULN swasta.
Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makro ekonomi.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014