Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali dan seluruh elemen masyarakat setempat berkewajiban melindungi buah lokal, karena memiliki fungsi ganda yakni kandungan vitamin dan gizi yang tidak kalah dengan buah impor.

"Buah lokal sangat diperlukan dalam mendukung upaya melestarikan seni budaya Bali yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke daerah ini," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan hal itu ketika memberikan pembekalan kepada peserta "press tour" dari kalangan wartawan, pimpinan redaksi dan kabag humas pemkab se-Bali yang diselenggarakan Biro Humas Pemprov Bali ke Surabaya pada 17-19 September 2014.

"Buah lokal sangat diperlukan untuk kelengkapan menggelar kegiatan ritual yang dikombinasikan dengan rangkaian janur, bunga dan kue," katanya.

Selain itu, buah lokal juga sangat diperlukan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan obat tradisional yang terdapat dalam usada Bali.

Dewa Gede Mahendra Putra menjelaskan mengingat akan penting dan strategisnya buah lokal, maka perlu upaya dan terobosan agar buah lokal cepat memasyarakat dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal.

Pesta Kesenian Bali (PKB) aktivitas seni tahunan yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun itu perlu memperbanyak kegiatan lomba yang memanfaatkan buah lokal berkaitan dengan kegiatan lomba membuat banten dan usada.

Demikian pula pembuatan menu makanan sedapat mungkin menggunakan buah lokal murni sebagai salah satu bahan bakunya.

Dalam setiap kegiatan jamuan makan malam untuk tamu kehormatan sedapat mungkin menggunakan buah lokal, yang diolah sedemikian rupa sehingga layak untuk disuguhkan dalam jamuan yang bersifat nasional maupun internasional.

Hal lain yang tidak kalah penting mendorong pengusaha hotel untuk mensosialisasikan buah lokal kepada wisatawan mancanegara, sehingga priduksi buah lokal itu mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada petani dan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan kendala utama penggunaan buah lokal untuk kepentingan pariwisata karena dari sisi ketersediannya yang kerap tidak berkesinambungan.

"Buah lokal kita bersifat musiman, sedangkan industri pariwisata meminta supaya buah lokal ada sepanjang tahun," katanya.

Pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin agar buah lokal bisa terpenuhi sepanjang tahun, di antaranya dengan penerapan teknologi pertanian dan juga menanam dalam pot.

"Kami berharap mudah-mudahan dengan masuk awig-awig, maka penerapannya lebih optimal karena sesungguhnya konsumen itu banyak. Selain itu, kami berharap agar ada kewajiban dari pihak hotel supaya memanfaatkan buah lokal," harap Wisnuardhana. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014