Jakarta (Antara Bali) - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Hermanto
Dardak, mengatakan sertifikasi tenaga kerja bidang konstruksi menjadi
salah satu keharusan menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015.
"Seluruh tenaga kerja konstruksi harus siap menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlangsung mulai tahun depan," katanya saat membuka acara lomba dan sarasehan konstruksi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kesiapan menyongsong MEA tersebut, salah satunya dibuktikan dengan tenaga konstruksi yang bersertifikat.
Saat ini ada 6,9 juta orang tenaga kerja konstruksi di Indonesia dan baru 10 persen yang bersertifikat.
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah dan lembaga pengembangan jasa konstruksi yang menerbitkan sertifikat bagi tenaga kerja konstruksi.
Pada sarasehan yang mengambil tema "Peluang Tenaga Kerja Indonesia Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean" tersebut, Wamen mengatakan seluruh tenaga konstruksi harus memanfaatkan waktu yang tersisa untuk uji kompetensi dan memiliki sertifikasi.
"Masih ada waktu beberapa bulan sebelum MEA diberlakukan, tenaga kerja konstruksi bisa memanfaatkan kesempatan ini," tambahnya.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umumm Hediyanto Husaini, mengatakan lomba konstruksi yang diikuti 170 peserta dari 22 provinsi digelar untuk meningkatkan kompetensi para tenaga konstruksi.
Ada delapan bidang yang diperlombakan yakni pasang batu, bidang listrik, juru ukur, instalasi "plumbing", mandor pelaksanaan pekerjaan jalan, mandor pelaksanaan pekerjaan gedung, operator "excavator", dan pemasangan "scaffolding".
"Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana bagi para pekerja untuk meningkatkan keterampilan dan berbagi pengalaman dengan pekerja lainnya di Tanah Air," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Seluruh tenaga kerja konstruksi harus siap menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlangsung mulai tahun depan," katanya saat membuka acara lomba dan sarasehan konstruksi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kesiapan menyongsong MEA tersebut, salah satunya dibuktikan dengan tenaga konstruksi yang bersertifikat.
Saat ini ada 6,9 juta orang tenaga kerja konstruksi di Indonesia dan baru 10 persen yang bersertifikat.
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah dan lembaga pengembangan jasa konstruksi yang menerbitkan sertifikat bagi tenaga kerja konstruksi.
Pada sarasehan yang mengambil tema "Peluang Tenaga Kerja Indonesia Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean" tersebut, Wamen mengatakan seluruh tenaga konstruksi harus memanfaatkan waktu yang tersisa untuk uji kompetensi dan memiliki sertifikasi.
"Masih ada waktu beberapa bulan sebelum MEA diberlakukan, tenaga kerja konstruksi bisa memanfaatkan kesempatan ini," tambahnya.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umumm Hediyanto Husaini, mengatakan lomba konstruksi yang diikuti 170 peserta dari 22 provinsi digelar untuk meningkatkan kompetensi para tenaga konstruksi.
Ada delapan bidang yang diperlombakan yakni pasang batu, bidang listrik, juru ukur, instalasi "plumbing", mandor pelaksanaan pekerjaan jalan, mandor pelaksanaan pekerjaan gedung, operator "excavator", dan pemasangan "scaffolding".
"Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana bagi para pekerja untuk meningkatkan keterampilan dan berbagi pengalaman dengan pekerja lainnya di Tanah Air," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014