Southampton (Antara Bali) - Gletser yang mencair telah menyebabkan permukaan air laut sekitar Antartika naik dua sentimeter lebih tinggi dari yang biasanya rata-rata enam sentimeter.

Para peneliti di Universitas Southampton mendeteksi peningkatan pesat dalam permukaan laut ini dengan mempelajari hasil pindaian satelit dari wilayah yang membentang lebih dari satu juta kilometer persegi itu.

Menurut mereka, mencairnya lapisan es Antartika dan penipisan lapisan es berkontribusi menambah sekitar 350 gigaton air ke laut. Hal ini menyebabkan penurunan salinitas di sekitar lautan.

"Air tawar kurang padat dibanding air garam, jadi pada daerah-daerah di mana terdapat air tawar yang berlebih, kami duga terjadi kenaikan permukaan air laut," kata penulis utama studi, Craig Rye, yang laporannya dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience.

Selain pengamatan satelit, para peneliti juga melakukan simulasi komputer untuk melihat efek pencairan gletser di Samudera Antartika.

Hasil simulasi erat mencerminkan gambaran dunia nyata yang disajikan data satelit.

"Model komputer mendukung teori kami bahwa kenaikan permukaan laut yang kita lihat melalui satelit, hampir seluruhnya disebabkan oleh pengurangan salinitas air akibat mencairnya lapisan es dan tumpukan es, ujar Craig seperti dilansir siaran publik Universitas Southampton.

"Interaksi antara udara, laut dan es di laut ini merupakan pusat kestabilan lapisan Es Antartika dan permukaan air laut global serta proses lingkungan lainnya seperti air di dasar Antartika, yang mendinginkan dan menyebabkan aliran di sebagian besar palung laut, " tambahnya.

Penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan para peneliti di National Oceanography Centre dan British Antarctic Survey. (WDY)

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014