Denpasar (Antara Bali) - Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Denpasar menerima bayi perempuan, Melia yang ditelantarkan orang tuanya saat dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya pada 3 Juni lalu melalui proses "cesar".
Bayi malang tersebut diserahkan oleh Direktur Utama RSUD Wangaya, dr Setiawati Hartawan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma yang didampingi Ketua Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata di Yayasan Sayangi Bali, di Jalan Subak Dalem, Denpasar itu.
"Kami menerima bayi, Melia itu yang terlahir karena keterbatasan fisik saat dilahirkan di RSUD Wangaya yang tidak ada orangtuanya," kata Kepala Dinsosnaker Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, Rabu.
Ia mengatakan sangat memprihatinkan kondisi bayi malang tersebut dan untuk saat ini belum ada alokasi dana untuk biaya perawatan bayi yang dititipkan ke Yayasan Sayang Bali itu.
"Biasanya apabila ada kegiatan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S), Dinsos juga menyerahkan bantuan berupa kebutuhan bayi," ujarnya.
Hal senada dikatakan Ketua Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata menuturkan status Melia sudah menjadi anak negara yang dirawat di Yayasan Sayangi Bali.
Kemudian, bagi orangtua yang berkeinginan untuk mengadopsi bayi tersebut, lanjut dia, harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
"Syarat untuk mengadopsi bayi di sini calon orangtua angkat harus memiliki kemampuan secara finansial. Namun, tidak semua orang bisa mengadopsi bayi itu," ujarnya.
Ia mengatakan Izin untuk mengasuh bayi itu harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sehinggaa tidak terjadi permasalahan saat anak itu sudah diserahkan.
Dewa Putu menambahkan saat ini jumlah bayi yang dirawat di Yayasan Sayangi Bali sebanyak delapan orang yang mana berjenis kelamin laki-laki sebanyak tiga orang dan lima orang perempuan dari jumlah sebelumnya sebanyak 14 orang.
"Sedangkan dari segi usia bayi yang dirawat di sini kisaran umur antara 39 hari hingga satu setengah tahun," ujarnya.
Pihaknya menuturkan untuk memenuhi kebutuhan bayi setiap harinya, pihaknya masih menggunakan biaya dari donatur yang dikelola oleh yayasan tersebut.
"Sampai saat ini kami masih bisa memenuhi kebutuhan bayi yang dirawat ditempat ini yang mana sumber dana berasal dari donatur maupun sumbangan perorangan," ujarnya.
Selain itu, seorang perawat yang menangani Melia saat menjalani perawatan di RSUD Wangaya, Ni Nyoman Murtini mengatakan bahwa kondisinya bayi tersebut terlahir tidak normal dan fisiknya sedikit lemah.
"Padahal bayi itu cantik. Namun, fisiknya yang kurang sehat," ujar Murtini.
Pihaknya menuturkan RSUD Wangaya akan terus memantau perkembangan kondisi Melia hingga saat dewasa nanti walaupun saat ini bayi tersebut tercatat sebagai anak negara.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Bayi malang tersebut diserahkan oleh Direktur Utama RSUD Wangaya, dr Setiawati Hartawan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma yang didampingi Ketua Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata di Yayasan Sayangi Bali, di Jalan Subak Dalem, Denpasar itu.
"Kami menerima bayi, Melia itu yang terlahir karena keterbatasan fisik saat dilahirkan di RSUD Wangaya yang tidak ada orangtuanya," kata Kepala Dinsosnaker Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, Rabu.
Ia mengatakan sangat memprihatinkan kondisi bayi malang tersebut dan untuk saat ini belum ada alokasi dana untuk biaya perawatan bayi yang dititipkan ke Yayasan Sayang Bali itu.
"Biasanya apabila ada kegiatan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S), Dinsos juga menyerahkan bantuan berupa kebutuhan bayi," ujarnya.
Hal senada dikatakan Ketua Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata menuturkan status Melia sudah menjadi anak negara yang dirawat di Yayasan Sayangi Bali.
Kemudian, bagi orangtua yang berkeinginan untuk mengadopsi bayi tersebut, lanjut dia, harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
"Syarat untuk mengadopsi bayi di sini calon orangtua angkat harus memiliki kemampuan secara finansial. Namun, tidak semua orang bisa mengadopsi bayi itu," ujarnya.
Ia mengatakan Izin untuk mengasuh bayi itu harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sehinggaa tidak terjadi permasalahan saat anak itu sudah diserahkan.
Dewa Putu menambahkan saat ini jumlah bayi yang dirawat di Yayasan Sayangi Bali sebanyak delapan orang yang mana berjenis kelamin laki-laki sebanyak tiga orang dan lima orang perempuan dari jumlah sebelumnya sebanyak 14 orang.
"Sedangkan dari segi usia bayi yang dirawat di sini kisaran umur antara 39 hari hingga satu setengah tahun," ujarnya.
Pihaknya menuturkan untuk memenuhi kebutuhan bayi setiap harinya, pihaknya masih menggunakan biaya dari donatur yang dikelola oleh yayasan tersebut.
"Sampai saat ini kami masih bisa memenuhi kebutuhan bayi yang dirawat ditempat ini yang mana sumber dana berasal dari donatur maupun sumbangan perorangan," ujarnya.
Selain itu, seorang perawat yang menangani Melia saat menjalani perawatan di RSUD Wangaya, Ni Nyoman Murtini mengatakan bahwa kondisinya bayi tersebut terlahir tidak normal dan fisiknya sedikit lemah.
"Padahal bayi itu cantik. Namun, fisiknya yang kurang sehat," ujar Murtini.
Pihaknya menuturkan RSUD Wangaya akan terus memantau perkembangan kondisi Melia hingga saat dewasa nanti walaupun saat ini bayi tersebut tercatat sebagai anak negara.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014